Pimpinan Kerajaan Angling Dharma Dikenal Tertutup, Pernah Buat Acara Maulid dan Bantu Masyarakat
Sosial | 22 September 2021, 16:29 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pimpinan Kerajaan Angling Dharma, Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus, dikenal masyarakat sebagai pribadi yang tertutup.
Kerajaan yang dipimpin Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus diketahui sudah berdiri sejak 10 tahun.
Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Pandat, Pandeglang Dimas Febrian menjelaskan, sejak berdiri pihak kelurahan belum menemukan kegiatan yang menyimpang norma maupun agama.
Baca Juga: Penampakan Kerajaan Angling Dharma Hingga Singgasana di Pandeglang Banten
Menurut Dimas kerajaan tersebut pernah mengadakan kegiatan kesenian, zikir hingga peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Namun kegiatan tersebut hanya dilakukan kalangan kerajaannya dan tidak pernah melibatkan masyarkat.
"Setahu kita, tidak ada kegiatan yang menyimpang," ujar Dimas kepada wartawan, Rabu (22/9/2021).
Kerajaan yang terletak di Kampung Salangsari, Desa Pandet, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten ini menganggap Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus sebagai keturunan raja asli Banten.
Baca Juga: Pengakuan Pengikut Kerajaan Angling Dharma, Sosok Baginda Luar Biasa hingga Punya Banyak Santri
Di bagian depan, terdapat gapura khusus yang menyambut seluruh tamu.
Gapura itu bertuliskan "Indonesia Aman Tentram Gemah Ripah Loh Jenawi" serta tulisan berbahasa Arab.
Di dalam kompleks rumah itu, terdapat sebuah bangunan semacam saung yang disebut sebagai 'Singgasana Raja'. Di singgasana itu ada sepasang kursi dan dua payung khas keraton.
Baca Juga: Warga Temukan Petirtaan Kuno Yang Diduga Peninggalan Kerajaan Kediri
Pengikut Kerajaan Angling Dharma bernama Aki Jamal menjelaskan kegiatan kerajaan lebih banyak di bidang sosial, terutama untuk menyejahterakan masyarakat miskin.
Menurut Jamal baginda kerap memperbaiki atau membangun kembali rumah-rumah masyarakat miskin di sekitar mereka dengan anggaran pribadi.
Kegiatan sosial membantu keluarga-keluarga miskin tersebut telah dimulai sejak tahun 2017.
“Tidak dibantu oleh pemerintah atau sumbangan-sumbangan. Itu murni semuanya pekerjaan Baginda,” ujar Jamal.
Baca Juga: Bukti Kerajaan yang Tertimbun Letusan Gunung Tambora
Lebih lanjut, Jamal menjelaskan Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus memiliki banyak santri. Dari para santri ini jugalah baginda mendapat penghasilan sekaligus membantu masyarakat sekitar.
“Karena baginda itu santri, muridnya banyak di mana-mana, santri-santrinya ini peduli. Santri ini membeli keramik, santri lainnya memberi juga. Semuanya diaturnya ke Baginda,” ujar Jamal.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV