Kepala BNPT Sebut Kelompok Terorisme Senang Merekrut anak-anak Muda
Update | 20 September 2021, 10:08 WIBSAMARINDA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar menyebut belakangan ini kelompok terorisme senang merekrut anak-anak muda untuk dijadikan agen. Apalagi, perkembangan internet dan media sosial yang kian berkembang.
Boy juga mengutip data PBB tentang negara-negara yang terdampak teroris. Paling tidak, ada 120 negar yang terdampak propaganda mereka. Tingginya angka ini, menurut Boy Rafli, sebab arus globalisasi dan media sosial.
“Berdasarkan data, saat ini ada 220 juta pengguna internet di Indonesia. Dari 202 juta, sekitar 80% adalah penggunanya. Sedangkan 60% dari total itu merupakan anak muda,” ujar Boy di Samarinda, Minggu, seperti dikutip Antara.
Boy juga menjelaskan, kelompok teroris ini senang merekrut anak-anak muda. Sebab mereka idealis, berani namun sedang berjuang mencari jati diri.
“Generasi milenial ini dengan mudah mengikuti akun-akunnya (Teroris-red), terus update sampai pintar membuat surat wasiat (siap mati) untuk orang tuanya saat akan menjalankan aksi. Itulah akhirnya, dia menjadi pelaku bom bunuh diri,” ucap boy.
Boy juga menjelaskan. Beberapa aksi terorisme di Indonesia belakangan dilakukan oleh orang-orang yang intoleran.
“Kasus terorisme dan intoleransi terus saja terjadi. Pengeboman gereja di Makassar dan terorisme di Mabes Polri, misalnya, kasus ini merupakan bukti bahwa progaganda jaringan terorisme terus terjadi menebar tindakan kebencian.
Baca Juga: Kepala BNPT: Ada Pihak Bangun Simpati Lewat Isu Taliban
Ia mencontohkan, hal ini seperti yang terjadi di Provinsi Kaltim 2016 silam, ketika Gereja Oikumene di Kota Samarinda diledakkan.
“Itu wujud tindakan orang-orang intoleran,” tambahnya.
Lebih lanjut, Boy juga menjelaskan perkembangan terorisme di Indonesia masih mengusung ideolog berbasis kekerasan. Beberapa cirinya, intoleran, tidak menerima perbedaan dan menghalalkan pelbagai cara untuk mencapai tujuan ideologisnya.
“Karakter itulah yang diusung terorisme. Kelompok ini mengusung slogan agama. Padahal, semua agama memiliki cinta kasih, semangat mengasihi satu sama lainnya dan menghormati perbedaan,” tutupnya.
Baca Juga: BNPT: Ada Pihak yang Coba Galang Simpatisan Taliban di Media Sosial
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV