Catat, Ini Efikasi dan Efek Samping 9 Vaksin Covid-19 di Indonesia
Kesehatan | 18 September 2021, 17:41 WIBDilansir dari situs resmi Universitas Gadjah Mada, Prof. Zullies Ikawati, PhD Apt, menjelaskan, pada uji klinik di Uni Emirat Arab, vaksin Sinopharm memiliki efikasi 78 persen.
KIPI yang ditemukan dalam uji klinis berupa efek samping lokal yang ringan, seperti nyeri atau kemerahan di area kulit yang disuntik.
Meski demikian, ada beberapa efek samping sistemik yang mungkin terjadi, seperti sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare, dan batuk, yang umumnya tidak membutuhkan pengobatan lebih lanjut.
5. Vaksin Moderna
Berdasarkan data uji klinis fase ketiga, efikasi vaksin Moderna mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun. Efikasi ini menurun menjadi 86,4 persen untuk usia di atas 65 tahun.
Menurut Ketua Komnas KIPI Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed, sebagian besar KIPI vaksin Moderna bersifat ringan dan singkat.
KIPI yang dilaporkan berupa nyeri di tempat suntikan, demam, pegal, mual, dan lain-lain lebih rendah lagi laporannya.
Baca Juga: Pernyataan Nicki Minaj soal Vaksin Covid-19 Sebabkan Testis Membengkak Dibantah Tiga Negara
6. Vaksin Comirnaty (Pfizer and BioNTech)
Berdasarkan hasil uji klinik fase III, efikasi vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech ini sebesar 100 persen pada usia remaja 12-15 tahun.
Namun efikasinya menurun menjadi 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas.
Melansir Kompas.com, 17 Juli 2021, efek samping dari penyuntikan vaksin Comirnaty ini adalah nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, nyeri kepala, sakit otot, nyeri sendi dan demam.
7. Vaksin Sputnik-V
Vaksin Sputnik V digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas, dengan cara injeksi intramuscular dosis 0,5 ml untuk 2 kali penyuntikan, dengan rentang waktu 3 minggu.
Berdasarkan data uji klinis fase 3, vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia ini efikasinya sebesar 91,6 persen dengan rentang confidence interval 85,6- 95,2 persen.
Sedangkan KIPI yang dilaporkan berupa gejala seperti flu yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas, ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, serta reaksi lokal pada lokasi injeksi.
8. Vaksin Convidecia
Vaksin ini dikembangkan oleh CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology, dengan dosis sekali suntik sebanyak 0,5 ml pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Melansir laman BPOM, 7 September 2021, efikasi Vaksin Convidecia sebesar 65,3% untuk perlindungan pada semua gejala Covid-19, dan untuk perlindungan terhadap kasus Covid-19 berat adalah 90,1%.
KIPI yang dilaporkan setelah pemberian Vaksin Convidecia antara lain, nyeri kemerahan pembengkakan. Sementara itu KIPI sistemik yang umum terjadi berupa sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam, dan diare.
9. Vaksin Janssen (Johnson & Johnson)
Penggunaan vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies ini adalah satu dosis suntikan 0,5 ml pada orang berusia 18 tahun ke atas.
Efikasi Vaksin Janssen sebesar 67,2 persen untuk mencegah semua gejala Covid-19, sedangkan efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat sebesar 66,1%.
KIPI yang dilaporkan berupa reaksi lokal maupun sistemik menunjukkan tingkat keparahan grade 1 dan 2, antara lain nyeri, kemerahan, dan pembengkakan.
Sedangkan KIPI sistemik yang umum terjadi berupa sakit kepala, lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam, dan diare.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas.com