Jokowi Mengaku Tak Antikritik hingga Biasa Dihina, Pendemo Suroto pun Diundang ke Istana
Peristiwa | 16 September 2021, 05:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus penghapusan mural berisi kritik ke pemerintah akhirnya mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu rupanya tak setuju sikap reaktif aparat terhadap seni kritik mural tersebut.
Jokowi pun mengaku sudah menegur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait penghapusan mural yang sempat ramai belakangan ini.
"Saya sudah tegur Kapolri soal ini," ujar Jokowi dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Jokowi meminta jajaran Polri tidak berlebihan memberantas mural. “Saya minta agar jangan terlalu berlebihan. Wong saya baca kok isi posternya. Biasa saja. Lebih dari itu saya sudah biasa dihina," katanya.
Lebih lanjut, Jokowi mengaku tidak mengetahui perihal adanya penangkapan dan penghapusan mural tersebut. Namun, menurutnya, tindakan represif itu merupakan inisiatif petugas di lapangan.
"Kapolri mengatakan itu bukan kebijakan kita, tapi Kapolres. Dari Kapolres juga menyatakan bukan kebijakan mereka, tapi di Polsek," terang Jokowi.
Baca Juga: Kapolri Minta Jajaran Bersikap Manusiawi, Beri Ruang Poster Aspirasi ke Presiden Jokowi
Mengaku Tak Antikritik
Jokowi lantas menegaskan bahwa ia tidak antikritik seperti yang dituduhkan.
"Saya tidak antikritik. Sudah biasa dihina. Saya ini dibilang macam-macam, dibilang PKI, antek asing, antek aseng, planga-plongo, lip service. Itu sudah makanan sehari-hari," kata Jokowi.
Adapun sebelumnya, Jokowi dianggap alergi terhadap kritik lantaran sikap reaktif terkait mural-mural dan protes. Sejumlah karya itu dihapus dan pembuatnya diburu.
Salah satunya, gambar wajah Presiden Jokowi disertai tulisan '404: Not Found' yang dituliskan menutupi mata gambar itu. Pembuatnya lantas dicari polisi.
Undang Pendemo Suroto ke Istana
Menyikapi hal tersebut, mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa dirinya terbuka terhadap kritik.
Jokowi bahkan mengundang Suroto ke Istana pada Rabu. Diketahui, Suroto merupakan peternak yang membentangkan spanduk protes ke iring-iringan Presiden saat berkunjung ke Blitar, Jawa Timur, pada Selasa (7/9/2021).
Poster yang dibentangkan Suroto saat berdemo itu bertuliskan, "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar".
Usai mobil Jokowi melintas, seseorang merampas poster tersebut. Kemudian, aparat kepolisian terlihat meringkus pria itu dan memasukkannya ke dalam mobil.
Suroto pun akhirnya diundang Jokowi untuk bertemu langsung di Istana Negara.
Baca Juga: Jokowi Tegur Kapolri soal Mural: Saya Minta Jangan Terlalu Berlebihan, Isinya Biasa Aja Kok
"Ternyata apa yang saya minta agar beli jagung dengan harga yang wajar, bukan murah loh, harga wajar. Kalo murah nanti saya merugikan rekan saya petani, akhirnya diterima Pak Jokowi dan berjanji memenuhi itu. Jadi saya sangat berterima kasih," ujar Suroto usai pertemuan, Rabu (15/9/2021).
Suroto juga meminta maaf kepada Presiden Jokowi atas aksi membentangkan poster saat rombongan melintas.
Aksi membentangkan poster permohonan itu membuat Suroto ditangkap polisi hingga digiring ke Polres Blitar, Selasa (7/9/2021).
"Pak Jokowi mengatakan enggak apa-apa, justru itu bagus. Kalau enggak ada saya, Pak Jokowi tidak akan tahu apa permasalahan yang terjadi di rakyat. Jadi kadang laporannya kan ndak nyampe," pungkas Suroto.
Penulis : Fadhilah Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV