Jokowi: Indonesia Negara Pertama di Asia Tenggara yang Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
Berita utama | 15 September 2021, 10:53 WIBKARAWANG, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang telah membangun pabrik baterai kendaraan listrik dengan nilai investasi US$1,1 milliar.
Bagi Jokowi, pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk melakukan hilirisasi industri.
“Kita patut bersyukur hari ini bisa menyaksikan ground breaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia dan bahkan yang pertama di Asia Tenggara dengan nilai investasi sebesar 1,1 miliar dolar Amerika,” ujar Presiden Jokowi dalam pernyataannya, Rabu (15/9/2021).
“Pembangunan pabrik ini merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk melakukan hilirisasi industry.”
Baca Juga: 5 Lokasi Penghasil Nikel di Indonesia, Prospek Cuan untuk Pasokan Baterai Mobil Listrik Dunia
Presiden Jokowi menuturkan, era kejayaan komoditas bahan mentah sudah berakhir saat ini.
Indonesia harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas ke hilirisasi dan industrialisasi untuk menjadi negara industri yang kuat berbasis pada pengembangan inovasi teknologi.
“Karena itu strategi bisnis besar negara adalah keluar secepatnya dari jebakan negara pengekspor bahan mentah,” ujarnya.
“Melepaskan ketergantungan pada produk-produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Sehingga bisa memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi.”
Dalam pernyataannya, Jokowi menuturkan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Dengan potensi yang luar biasa tersebut, Presiden Jokowi yakin dalam 3 sampai 4 tahun ke depan melalui manajemen pengelolaan yang baik Indonesia akan bisa menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel.
Baca Juga: Indonesia Akan Terima Investasi USD5 Miliar dari China untuk Industri Baterai Listrik
“Seperti baterai lithium, baterai listrik, baterai kendaraan listrik, hilirisasi akan meningkatkan nilai tambah biji nikel secara signifikan,” ujar Presiden Jokowi.
Jokowi menambahkan, biji nikel jika diolah menjadi sel baterai nilainya bisa meningkat 6 sampai 7 kali lipat. Kemudian, jika diolah lagi menjadi mobil listrik akan meningkat lebih besar lagi nilai tambahnya yaitu 11 kali lipat.
“Selain itu pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari industri turunan yang menggunakan baterai. Seperti investasi motor listrik listrik, bus listrik dan industry mobil listrik,” katanya.
Jokowi lebih lanjut menyampaikan, pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan dan pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik. Pemerintah, katanya, juga akan menggulirkan reformasi struktural untuk memberikan kepastian hukum dan kemudahan perizinan kepada para investor untuk mengembangkan usahanya di Indonesia.
Baca Juga: Kurangi Ketergantungan Bisnis Baterai Listrik, Panasonic Jual Saham Tesla Rp51 T
“Pemerintah juga terbuka atas berbagai inisiatif kerja sama dengan negara-negara sahabat. Saya berharap kolaborasi antara perusahaan Korea Selatan dengan perusahaan Indonesia ini semakin diperkuat termasuk realisasi kerjasama investasi dalam industri baterai dan kendaraan listrik,” ucapnya.
“Saya berpesan agar kolaborasi yang terbangun bukan hanya di antara perusahaan-perusahaan besar atau BUMN kita tetapi juga melibatkan usaha mikro kecil dan menengah.”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV