> >

Tembok yang Tutup Akses Rumah Warga di Ciputat Akhirnya Dibongkar, Ternyata Tak Berizin

Peristiwa | 14 September 2021, 13:28 WIB
Akses menuju rumah warga di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan setelah ditutup tembok setinggi dua meter, Rabu (8/9/2021). (Sumber: KOMPAS.com/ Tria Sutrisna)

CIPUTAT, KOMPAS.TV - Bangunan tembok yang menutup akses ke tiga rumah warga di Jalan Pelikan, RT 006/RW 009, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, akhirnya dibongkar pada Senin (13/9/2021).

Dalam dokumentasi resmi Pemerintah Kota Tangerang Selatan, tembok sepanjang kurang lebih 30 meter itu dijebol tepat di bagian depan tiga rumah warga yang tertutup aksesnya itu.

Baca Juga: Rumah Warga di Ciputat Ditutup Tembok Pengembang karena Tak Mampu Bayar Rp25 Juta

Pembongkaran dilakukan setelah pemerintah Kota Tangerang Selatan melakukan mediasi antara warga yang akses rumahnya tertutup dengan pengembang yang membangun tembok.

Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangerang Selatan Muksin Al Fachry menuturkan, dari mediasi itu disepakati pihak pengembang akan berbagi akses jalan dengan warga yang akses menuju rumahnya tertutup.

"Dari kelurahan, pihak-pihak yang terdampak, dan pengurus lingkungan warga itu sudah ada kesepakatan yang alhamdulillah tembok ini hari ini dibuka," kata Muksin dikutip dari Kompas.com pada Selasa (14/9/2021).

Muksin menjelaskan, lahan kosong milik pengembang yang sebelum dibangun tembok kini sudah bisa digunakan kembali sebagai akses jalan menuju tiga rumah warga.

Baca Juga: Akhirnya, Tembok Beton Akses Ke SDN 2 Tugu Tasikmalaya Dibongkar

Warga dan pengembang juga sepakat untuk tidak membahas lagi masalah uang sebesar Rp25 juta yang sempat diminta pengembang ke warga jika tidak mau akses ke rumah mereka ditutup.

"Tembok ini, hari ini dibuka. Warga tetap mendapatkan akses jalannya. Bisa untuk jalan mobil malah," kata Muksin.

Sebelumnya, tembok yang membatasi permukiman warga dengan lahan kosong untuk perumahan itu dibangun karena warga tidak membayar uang yang diminta pihak pengembang.

Salah seorang warga yang akses rumahnya terhalang tembok bernama Tarmo (50), mengaku didatangi seorang perwakilan pengembang yang membangun tembok tersebut.

Baca Juga: Tembok 3 Meter Tutup Jalanan ke Sekolah, Murid Datang Lewat Kebun dan Sawah

Orang itu, kata Tarmo, memintanya untuk membayar Rp25 juta jika ingin akses menuju rumahnya tidak dibangun tembok pembatas.

"Waktu itu kan belum dipagar. Nah kalau saya bayar, tidak dipagar. Makanya sampai di angka Rp 15 juta-Rp 25 juta kalau enggak mau dipagar tembok," ujar Tarmo saat diwawancarai, Selasa (7/9/2021).

Tarmo tak sanggup membayar uang yang diminta. Akhirnya, tembok setinggi dua meter itu dibangun tepat di depan rumahnya.

"Saya mikir dong, akhirnya saya (tawar) bilang Rp 5 juta. Itu pun tidak sekarang, saya akan saya usahakan. Dia enggak mau, maunya Rp 15 juta," kata Tarmo.

Baca Juga: Dalih Aggota DPRD Pangkep yang Tutup Akses Jalan dengan Tembok: Bukan Akses Jalan Utama

"Ya sudah, saya merasa enggak punya kemampuan ke situ kan, saya pilih diam. Tiba-tiba ini hari Jumat kemarin ada tembok (dibangun)."

Tarmo heran dengan pembangunan tembok tersebut. Sebab, sepengetahuan Tarmo, status tanah di depan rumahnya yang jadi lokasi berdirinya tembok itu diperuntukkan untuk jalan umum warga.

"Jadi di AJB (akta jual beli) itu, depan sini itu jalan, di kanan tanah orang lain, kiri tanah orang lain, belakang jalan," tutur Tarmo.

Tak hanya Tarmo, warga lainnya bernama Pujiono (51) juga dimintai uang oleh pengembang tersebut.

Baca Juga: Rumah di Medan Dibobol Maling, Seluruh Isi Rumah Digasak Habis hingga Menyisakan Dinding

Namun, Pujiono juga tidak sanggup membayar uang yang diminta karena terlalu mahal.

"Sama, saya juga ditawari, cuma uang dari mana. Penghasilan sehari-hari juga habis buat dapur," ujar Pujiono.

Tak Berizin

Pembangunan tembok yang menutup akses ke rumah warga yang sebelumnya ramai diberitakan media membuat Satpol PP Tangerang Selatan mendatangi lokasi dan menanyakan dokumen izin menidirikan bangunan (IMB).

"Kami Satpol PP Tangerang Selatan mendapatkan informasi dari warga, dan kami kirim tim penyelidik untuk mengecek lokasi bangunan tersebut," ucap Muksin pekan lalu.

Baca Juga: Khawatir Pemilik Lahan Protes, Tembok Beton yang Dibongkar di Ciledug Dijaga Polisi dan TNI

Dari situ, kemudian petugas mendapatkan keterangan dari perwakilan pihak pengembang yang berada di lokasi bahwa dokumen perizinan sedang diproses. 

Tak langsung percaya, Satpol PP Tangerang Selatan lalu memeriksa IMB yang disebut sedang berproses itu ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

Hasilnya, petugas tidak menemukan permohonan perizinan untuk pembangunan tembok dan sejumlah rumah di kawasan tersebut.

"Kami melakukan pengecekan ke DPMPTSP, bahwa lokasi tersebut belum mengajukan IMB atau IMB-nya belum ada," ucap Muksin.

Menurut Muksin, pihaknya dapat menghentikan proses pembangunan dan penyegelan lokasi, jika pihak pengembang tidak dapat menunjukan dokumen perizinan.

Baca Juga: Tembok Beton yang Tutup Akses Rumah Warga di Ciledug Dirobohkan

Soal IMB, kata Muksin, pengembang sudah berjanji akan segera menyelesaikan dokumen perizinan tersebut.

Adapun Satpol PP Tangerang Selatan masih pikir-pikir untuk melakukan penyegelan di area pembangunan rumah dan tembok itu.

"IMB-nya sedang diproses. Karena sudah berjalan. Saat ini kami fokus bagaimana tembok yang menutupi rumah warga itu dibongkar. Soal penyegelan kami akan melihat lebih lanjut," ujar Muksin.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.com


TERBARU