Sejarah Hari Olahraga Nasional yang Diperingati Setiap 9 September
Peristiwa | 9 September 2021, 14:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Hari Olahraga Nasional (Haornas) diperingati setiap tanggal 9 September.
Mengutip Harian Kompas, 9 September 1983, peringatan Haornas ditetapkan Presiden Kedua RI Soeharto pada 9 September 1983 ketika meresmikan pemugaran Stadion Sriwedari di Surakarta.
Selain bertepatan dengan peresmian stadion pertama yang dibangun bangsa Indonesia, pemilihan tanggal 9 September juga dimaksudkan untuk mengenang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-1.
Sebelumnya, pada 1948, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) ingin mempersiapkan atlet Indonesia untuk mengikuti ajang Olimpiade Musim Panas XIV di London.
Namun, karena status PORI saat itu belum menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC) maka atlet Indonesia menghadapi kendala untuk berangkat. Selain itu, status Indonesia sebagai sebuah negara dalam dunia Internasional juga belum jelas karena pengaruh Belanda.
Paspor atlet Indonesia tak diakui oleh Inggris. Atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda.
Berbagai upaya pendekatan dilakukan Indonesia kepada Inggris, namun hasilnya nihil.
Gelaran PON pertama gagal bergabung dengan olimpiade tidak membuat PORI patah arang. Mereka kemudian menghidupkan acara olahraga bertaraf nasional yang diikuti berbagai provinsi di Indonesia.
Akhirnya, Kota Surakarta terpilih menjadi tempat penyelenggara perhelatan olahraga nasional tersebut.
Pada saat itu, penyelenggaraan PON menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan dana dan juga waktu persiapan yang mepet, hanya satu setengah bulan. Tidak hanya itu, tantangan juga datang dari pihak kolonial Belanda yang saat itu masih menjaga pos-pos penting di Indonesia.
Setelah melalui berbagai tantangan itu, akhirnya pada 9 September 1948 di Stadion Sriwedari, PON pertama berhasil digelar.
Presiden Pertama RI Soekarno membuka acara itu sekaligus menandai salah satu momentum bersejarah bagi dunia olahraga Indonesia. Kini, ajang olahraga yang melibatkan atlet terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia itu diadakan secara rutin setiap empat tahun sekali.
PON Pertama ditutup oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (Kori), Sri Sultan Hamengkubuwono IX. PON pertama disambut antusias oleh para atlet Indonesia. Diikuti oleh peserta yang berasal dari 13 tingkat karesidenan atau kota yang ada di Pulau Jawa.
Di antaranya, Yogyakarta, Madiun, Magelang, Semarang, Bandung, Malang, Surakarta, Surabaya, Pati, Kedu, Banyuwangi, dan Jakarta.
Surakarta menjadi juara umum PON pertama dengan meraih 36 medali dari total 108 medali yang terdiri dari emas, perak, dan perunggu.
Baca Juga: Hari Olahraga Nasional, Berikut Ucapan dari Dua Pemain Manchester City
Tema Hari Olagraga Nasional 2021
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan, pada peringatan Haornas ke-38 ini pihaknya mengangkat tema "Desain Besar Olahraga Nasional Menuju Indonesia Maju".
“Kenapa tema ini kami angkat menjadi tema Haornas ke-38 karena rencananya besok Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) ini akan dimulai implementasinya dan akan disampaikan oleh bapak presiden atau kick off dimulainya implementasi DBON,” ujar Amali dalam dilansir dari laman resmi Kemenpora, Kamis (9/9/2021).
Amali menjelaskan, DBON merupakan jawaban atas arahan atau perintah dari presiden Joko Widodo pada peringatan Haornas ke-37 yang lalu. Dalam arahannya, Presiden Jokowi meminta agar pola pembinaan olahraga prestasi nasional direview total.
“Jadi implementasinya kita akan mulai besok dan arahan bapak presiden segera kita jawab dengan melahirkan Desain Besar Olahraga Nasional,” ungkapnya.
Dalam peringatan Haornas ke-38 ini turut dihadiri oleh presiden Jokowi yang hadir secara virtual dari Istana Negara. Kemudian hadir pula pimpinan lembaga, pimpinan kementerian, pimpinan lembaga non kementerian, Gubernur/Bupati dan Wali Kota.
“Hadir pula KONI, NOC, NPC, pimpinan cabang olahraga. Kami Juga mengundang pimpinan perguruan tinggi serta Dekan fakultas keolahraga seluruh Indonesia dan stakeholder lainnya. Tentu tidak lupa mitra kami dari Komisi X DPR RI,” jelasnya.
Baca Juga: Jokowi Resmi Luncurkan Perpres Desain Besar Olahraga Nasional di Peringatan Haornas 2021
Lebih lanjut, Amali memaparkan bahwa DBON tersebut nantinya akan menjadi mengatur dari hulu ke hilir keolahragaan nasional mulai dari pembinaan atlet hingga ujungnya prestasi olahraga di tingkat Olimpiade dan Paralimpiade.
Menurutnya, sudah 76 tahun Indonesia merdeka. Namun belum memiliki desain olahraga dan atlet yang didapatkan selama ini by accident atau atletnya ditemukan.
“Kita tidak punya desain prestasi, yang kita dapatkan selama ini kalau saya berani bilang belum terdesain dengan baik, ada satu dua cabang olahraga yang sudah desain itu tetapi prestasi olahraga masih naik turun, dengan Desain Besar Olahraga Nasional ini kita mempunyai kepastian, mempunyai jaminan bahwa itu terstruktur, terencana dengan baik dan juga jangka panjang, sustainable,” ungkapnya.
Melalui DBON, para atlet akan dipabrik dan dipersiapkan dari lapisan lapisan bawah hingga elit. Sehingga, ketika atlet senior sudah pensiun aka nada penggantinya dan itu dilakukan secara terus menerus.
“Itu namanya terdesain, prestasi diciptakan, prestasi itu harus dipabrik, gak bisa nemu begitu harus ada penciptaan terhadap prestasi,” pungkasnya.
Baca Juga: Sambut PON XX, Menko PMK Harap Cakupan Vaksinasi di Papua Capai 80 Persen
Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV