Pakar dari UGM Sebut Varian Mu Tak Seganas Delta, Ini Alasannya
Update corona | 8 September 2021, 13:58 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Kemunculan varian baru virus corona yang disebut varian Mu atau B1621 membuat banyak orang khawatir. Bahkan, informasi simpang siur yang bergulir menyebutkan varian Mu lebih mengerikan ketimbang varian delta.
Benarkah demikian? Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi pun angkat bicara perihal varian Mu. Menurutnya, varian Mu sebagai penyebab Covid-19 tidak lebih ganas dengan varian delta. Alasannya, WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia sudah menyebutkan varian Mu sebagai kategori variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian.
"Bandingkan dengan varian delta yang masuk kategori Variant of Concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai," ujarnya, Rabu (8/9/2021).
Baca Juga: Antisipasi Varian Mu, WNI dan WNA dari 5 Negara ini Bakal Jalani Pemeriksaan Whole Genome Sequencing
Hal ini yang mendasari keyakinannya, varian Mu tidak lebih berbahaya ketimbang delta. Kategori VoC memiliki level di atas VoI.
Meskipun demikian, Gunadi tetap meminta untuk memperhatikan varian Mu. Sekalipun kasusnya belum terdeteksi di Indonesia, hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi.
"Penurunan kadar antibodi ini baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian beta tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut," ucapnya.
Ia berpendapat Covid-19 terus bermutasi dengan memunculkan varian-varian baru yang memiliki tingkat keganasan dan keparahan yang berbeda apabila terinfeksi. Namun demikian, bagi mereka yang sudah pernah terpapar Covid-19 atau yang sudah mendapat vaksin sudah memiliki kekebalan alami.
Kekebalan alami yang sudah terinfeksi walau belum vaksin menurutnya sama halnya dengan mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dengan melakukan riset terlebih dahulu. Namun antisipasi tetap diperlukan dengan melaksankan protokel kesehatan secara ketat dan percepatan program vaksinasi.
Baca Juga: Varian Mu Belum Terdeteksi di Indonesia, Ini Penjelasan Satgas Covid-19
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV