Lama Tubuh Bisa Bertahan Saat Tanpa Makan dan Minum
Kesehatan | 8 September 2021, 05:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Manusia dapat bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan, sedangkan jika tanpa air atau minum, kebanyakan manusia hanya dapat bertahan 2-4 hari.
Hal ini kemukakan pakar bedah bariatrik sekaligus direktur medis di MemorialCare Surgical Weight Loss Center di Orange Coast Medical Center, Mir Ali, MD.
Mengenai berapa lama seseorang dapat bertahan hidup tanpa makanan tergantung pada berbagai faktor seperti jenis kelamin, komposisi tubuh, makanan dan minuman yang dikonsumsi dan lingkungan sekitar.
Orang dengan cadangan lemak lebih banyak dapat bertahan lebih lama karena tubuh dapat membakar lemak yang disimpan untuk bahan bakar pada saat kelaparan ekstrem.
"Terlebih lagi, bila dia memiliki akses ke air tetapi tidak memiliki makanan, maka mungkin dapat bertahan hingga dua bulan," ujar pendiri Health Media Experts, Andrea Paul, MD.
Secara umum, individu yang sehat dan kurus bisa mengalami kelaparan yang parah ketika kehilangan 18 persen dari berat badannya atau mencapai indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 16,5 (sangat kurus).
Dari sisi jenis kelamin, wanita dapat menahan kelaparan lebih lama daripada pria dan bertahan pada IMT yang lebih rendah.Kemungkinan ini karena mereka secara alami memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi.
Tubuh cenderung menggunakan lemak ketimbang otot sebagai energi selama kelaparan.
Baca Juga: Tersesat 3 Hari di Hutan Thailand, Lelaki Tua Inggris Ini Bertahan Hidup dengan Minum Air Hujan
Efek kelapran
Ketika tubuh kekurangan makanan akan mengalami tahap kelaparan karena tak ada lagi kalori untuk fungsi organ.
Menurut Paul, tubuh akan mencoba memecah jaringan dan menggunakan nutrisi yang tersimpan untuk mempertahankan kehidupan selama mungkin.
Caranya, dengan memanfaatkan glukosa apa pun yang tersisa. Dalam beberapa jam pertama, targetnya glukosa dalam darah Anda.
Setelah itu, glikogen yang membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk habis.
Di sisi lain, tubuh harus melakukan ketosis, yang bisa membuat berat badan turun secara signifikan dan menyebabkan kalian mengalami gejala awal kelaparan seperti pusing dan kelelahan.
Tubuh dapat menghabiskan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk menghabiskan simpanan lemak, tergantung pada seberapa banyak yang ada.
Tapi begitu lemak hilang, satu-satunya yang tersisa untuk dibakar dalam tubuh adalah protein di dalam otot Anda, termasuk otot jantung.
Akibatnya, risiko serangan jantung bisa meningkat.
Setelah tubuh mulai membakar protein, kesehatan akan menurun dengan sangat cepat menyebabkan berbagai masalah seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular, gagal organ yang bila tidak segera diobati bisa berakibat fatal.
Sementara bila tubuh kekurangan air, maka tak ada mekanisme serupa Anda memecah jaringan untuk menggantikan bahan bakar dari makanan.
Dalam beberapa jam setelah tidak minum, tubuh dapat mulai mengalami gejala dehidrasi termasuk haus, kulit kering, pusing yang seiring waktu bisa berkembang menjadi kebingungan, kegagalan organ.
Baca Juga: Ketika Pandemi Tak Kunjung Sirna, Gotong Royong adalah Cara Bertahan Hidup Warga
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Antara