Tak Sekadar Stigma, Berikut Penjelasan Logis Soal Rumah 'Tusuk Sate' yang Jarang Diminati
Gaya hidup | 4 September 2021, 09:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Rumah 'tusuk sate' atau rumah yang posisinya terletak di ujung jalur pertigaan, dalam beberapa kepercayaan, sering kali diidentikan dengan hal yang buruk.
Dalam ilmu fengshui, rumah 'tusuk sate' sangatlah dihindari karena dipercaya dapat memberikan pengaruh buruk bagi penghuninya hingga membawa sial.
Namun, secara logis, ternyata stigma tentang rumah 'tusuk sate' yang beredar selama ini bukanlah omong kosong belaka yang berarti dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih hunian.
Menurut Ketua Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida, risiko tinggal di rumah 'tusuk sate' terbilang cukup besar, mengingat lokasinya yang berada tepat di pertigaan jalan.
Baca Juga: Agar Lebih Nyaman, Pastikan 3 Elemen Penting ini Ada Dalam Konsep Rumah Tropis
"Jadi, larangan fengshui terkait menghuni rumah 'tusuk sate' itu nyatanya ada alasan rasionalnya," kata Totok, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (4/9/2021).
Pertama, rumah 'tusuk sate' akan lebih sering mendapatkan sorotan lampu kendaraan, terutama yang melintas dari arah depan.
Dengan begitu seringnya sorotan lampu kendaraan yang diterima, maka kenyamanan penghuni rumah pun akan terganggu.
"Jadi, (jalan depan rumah) pasti bakal banyak dilintasi mobil. Lalu sorotan lampu mobil itu akan mengenai rumah terus, sehingga penghuni pun terganggu," jelas Totok.
Baca Juga: Penggunaan Plastik Meningkat, Berikut 8 Tips untuk Tetap Ramah Lingkungan Selama di Rumah Aja
Kemudian, risiko yang kedua adalah tekanan udara atau angin lebih kencang yang dapat masuk ke dalam rumah.
Hal itu terjadi karena rumah 'tusuk sate' berhadapan langsung dengan jalan lurus tanpa adanya barier atau penghalang sebagai pemecah laju angin atau udara.
"Sekarang kalau depan rumah itu kosong atau berupa jalan lurus maka anginnya jauh lebih besar, sehingga membahayakan penghuni rumah," terang Totok.
Totok menambahkan, kondisi tersebut sering kali disepelekan meski dampaknya dapat langsung dirasakan, terlebih Indonesia memiliki ilklim tropis yang mana intensitas anginnya cukup tinggi.
Baca Juga: Supaya Terlihat Lebih Segar, Berikut 5 Tanaman Rambat yang Cocok untuk Teras Rumah
Oleh karena itu, Totok mengungkapkan, biasanya para pengembang properti menjual rumah 'tusuk sate' dengan harga yang relatif lebih murah.
Bahkan, tak jarang beberapa pengembang juga memberi diskon kepada pelanggannya yang membeli rumah 'tusuk sate'.
"Biasanya rumah 'tusuk sate' memang kami jual dengan diskon, karena tidak begitu banyak yang minat," ungkap Totok.
"Lagi pula rumah tusuk sate itu bakal bising karena banyak dilewati kendaraan dari arah depan dan samping," tandasnya.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com