Data Pengguna eHAC Bocor, Kemenkes Duga Terjadi di Pihak Mitra
Peristiwa | 31 Agustus 2021, 13:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut dugaan kebocoran data pribadi dari aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC) diduga terjadi di pihak mitra.
Itu sebabnya, Kemenkes melalui Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Anas Ma'ruf meminta masyarakat untuk menghapus aplikasi eHAC versi lama dan menjamin data pengguna di aplikasi PeduliLindungi lebih aman.
"Dugaan kebocoran di eHAC diakibatkan kemungkinan adanya dugaan kebocoran di pihak mitra, dan ini sudah diketahui oleh pemerintah. Pemerintah sudah melakukan tindakan pencegahan serta melakukan upaya lebih lanjut dengan melibatkan Kemkominfo dan pihak berwajib," kata Anas dalam konferensi pers secara daring, Selasa (31/8/2021).
"Pemerintah juga meminta untuk meng-uninstall, men-delete aplikasi eHAC yang lama dan terpisah," kata Kapusdatin Kemenkes, Anas Ma'ruf, dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (31/8).
Lebih lanjut Anas menerangkan alasan data pengguna aplikasi PeduliLindungi lebih aman dari aplikasi telusur Covid-19 sebelumnya.
Sebab, kata Anass, infrastruktur berupa server berbeda dan kini berada di Pusat Data Nasional yang dijamin keamanannya oleh kementerian dan lembaga terkait.
"Terjamin keamanannya dengan didukung kementerian/lembaga terkait baik itu Kemkominfo maupun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," ujarnya.
Bahkan tidak hanya data pengguna di aplikasi telusur, kata Anas, seluruh sistem informasi yang terkait pengendalian Covid-19 di Indonesia telah dipindahkan menuju Pusat Data Nasional.
Baca Juga: Jutaan Data Pribadi Pengguna Aplikasi eHAC Milik Kemenkes Dilaporkan Bocor
Berbeda dari sebelumnya, aplikasi telusur Covid-19 tidak lagi dikelola Kemenkes, melainkan diintegrasikan dan langsung dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Perlu diketahui, sejak diketahui ada kebocoran pihaknya sudah tidak lagi menggunakan eHAC sebagai prasyarat para pelaku perjalanan bisa melakukan aktivitasnya.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV