Profil Hendy Siswanto, Bupati Jember yang Terima Honor dari Pemakaman Pasien Covid-19
Berita utama | 27 Agustus 2021, 15:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Bupati Jember Hendy Siswanto tengah menjadi sorotan publik karena menerima honor dari pemakaman pasien Covid-19.
Hendy mengaku menerima Rp70,5 juta dari pemakaman pasien Covid-19 di Jember. Uang tersebut, dikatakan sebagai honor.
Ironinya, ternyata honor dari pemakaman pasien Covid-19 di Jember tidak hanya diterima oleh Hendy Siswanto. Sejumlah pejabat lainnya juga kebagian jatah honor dengan angka yang sama.
Mereka adalah Sekretaris Daerah (Sekda), Mirfano; Kepala BPBD, M Djamil; dan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Penta Satria.
Dalam argumennya, Hendy menuturkan honor tersebut diterimanya berdasarkan SK Bupati Jember per 30 Maret 2021, yang tak lainnya dirinya sendiri.
“Memang benar saya menerimanya. Tetapi terus terang, ini berkaitan dengan regulasi. Saya ikuti regulasi tersebut,” ujar Hendy seperti dikutip dari Tribunnewas, Jumat (27/8/2021).
Baca Juga: Bupati Jember Hendy Siswanto Dapat Honor sampai Rp70 juta dari Pemakaman Jenazah Covid-19, Kok Bisa?
Meski mengeluarkan SK dan mengaku menerima Rp70,5 juta dari pemakaman pasien Covid-19 di Jember, Hendy berdalih tidak tahu besaran angka honor dari tiap pasien Covid-19 yang meninggal.
“Honor itu, kalau tidak salah Rp100.000 setiap ada (pasien Covid-19) yang meninggal,” katanya.
“Itu berkaitan tugas saya sebagai pengarah. Kaitannya dengan money, monitoring evaluasi.”
Lebih lanjut, Hendy menegaskan upah yang diterimanya dari angka kematian pasien Covid-19 sesuai kapasitas sebagai pengarah monitoring kegiatan pemakaman.
Di samping itu, Hendy mengaku, telah memberikan honornya kepada keluarga dari pasien Covid-19 yang meninggal, utamanya warga tidak mampu.
Berdasarkan situs di kpu.go.id, Hendy Siswanto merupakan pria kelahiran Jember 6 Mei 1962. Ia menikah dengan Kasih Fajarini dan dikaruniai empat anak.
Baca Juga: Honor Puluhan Juta yang Diterima Bupati Jember Membuka Permainan Anggaran Covid-19
Hendy merupakan lulusan sarjana Teknik Sipil dari Universitas Mochammad Sroedji Jember. Sebelum menjadi Bupati, Hendy merupakan mantan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Perhubungan dan telah berkarier selama 23 tahun.
Hendy yang mengaku menjalani hidup dari nol pernah menjadi penjual tape di Pasar Tanjung dan stasiun.
Singkat cerita, Hendy Siswanto menggandeng KH M Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun) untuk mengikuti Pilkada Serentak 2020.
Hendy Siswanto dan KH M Balya Firjaun Barlaman didukung oleh Partai Gerindra, Nasdem, PKS, Demokrat, dan PPP untuk menjadi pemimpin di Jember.
Dukungan 5 partai tersebut, membuat Hendy Siswanto dan KH M Balya Firjaun Barlaman mendapatkan perolehan 489.794 suara atau 46 persen. Perolehan ini menjadi jalan kemenangan keduanya memimpin Jember.
Sebab, Faida yang berpasangan dengan Dwi Arya Nugraha Oktavianto hanya mendapatkan 328.729 suara atau 31,27 persen. Sedangan pasangan Abdus Salam-Ifan Ariadna Wijaya memperoleh 232.648 suara atau 22,13 persen.
Baca Juga: Pegawai Honorer di Jember Bunuh Diri karena Terjerat Utang Pinjol, Polisi: Ponselnya Terus Berdering
Kemudian, 26 Februari 2021, Hendy Siswanto-Gus Firjaun resmi dilantik menjadi Bupati-Wakil Bupati Jember periode 2021 – 2024.
Sebelum perihal honor dari kematian warga Jember, Hendy juga pernah menjadi perbincangan publik karena membeli sebuah kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4 versi sipil dari PT Pindad (Persero).
Dalam penjelasannya, Hendy menuturkan mobil seharga Rp600 juta dibelinya menggunakan uang pribadi dan akan menjadi kendaraan operasionalnya.
“Biar orang tidak bertanya-tanya, jadi mending saya ngomong sekarang. Ini mobil beli pakai uang sendiri, bukan kendaraan negara,” kata Hendy.
Dijelaskan juga oleh Hendy, alasannya membeli mobil buatan Pindad karena medan di Jember yang bergunung-gunung.
“Nanti akan saya pakai ke kawasan gunung-gunung. Kemarin waktu kampanye saya pakai Pajero, jebol karena masuk ke gunung-gunung,” katanya.
Hendy adalah bupati pertama di Indonesia yang membeli mobil maung buatan Pindad.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV