Ketum MUI Minta Umat Tak Terjebak Polarisasi Atas Dinamika Taliban di Afghanistan
Peristiwa | 26 Agustus 2021, 15:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftachul Akhyar mengajak segenap umat Islam Indonesia tidak terjebak pada tindakan yang memunculkan polarisasi menyusul dinamika peralihan kekuasaan pemerintahan Afghanistan oleh kelompok Taliban.
MUI mengajak segenap umat Islam Indonesia untuk merespons setiap dinamika sosial dan politik, baik di tingkat nasional maupun global, termasuk dinamika baru di Afghanistan.
"Dengan sikap yang mutawassith (menengah), konstruktif dan tidak terjebak dalam polarisasi yang menimbulkan mafsadah (kerusakan),” kata Kiai Mif dikutip dari mui.or.id pada Kamis (25/8/2021).
Baca Juga: Ketua Umum MUI: Dua Paham Berbahaya yang Menggempur Indonesia, Radikalisme Kiri dan Kanan
Menurut Kiai Mif, sebagai negara dengan mayoritas berpenduduk muslim, Indonesia senantiasa berpegang teguh pada nilai wasathiyatul (moderasi) Islam.
Pemahaman agama wasathiyah Islam, lanjut dia, memiliki posisi penting dan strategis. Maka dari itu, umat Islam Indonesia harus terus menjaganya.Terkait dengan sorotan internasional terhadap peralihan kekuasaan di Afghanistan, Kiai Mif
Secara khusus, Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya ini juga menghaturkan doa dan harapannya agar negara bekas wilayah Khurasan Raya itu dapat mewujudkan pemahaman agama wasatiyatul Islam dalam aktivitas politik negara, bangsa dan masyarakatnya.
“Melalui ikhtiar bersama dari pemerintah, ulama dan masyarakatnya. Yakni, Islam yang menjunjung tinggi dan memprakteikkan prinsip-prinsip tawassuth, tawâzun, tasâmuh (toleran), i’tidâl (adil), syûra, musâwâh, ishlâh, awlawiyyah (prioritas), tathawwur wa ibtikâr (pengembangan dan inovasi), dan tahaddhur (kontekstualisasi),” pungkas Ulama yang juga Rais Aam PBNU itu.
Baca Juga: Delegasi Taliban Tiba di Panjshir, Negosiasi Kelompok Ahmad Massoud
Seperti diberitakan, kelompok Taliban berhasil menguasai Istana Negara Afganistan pada Ahad 15 Agustus 2021 dan Presiden Afghanistan Ashraf Gani memilih meninggalkan negaranya ke luar negeri.
Kelompok Taliban bahkan langsung mengganti bendera menjadi warna putih dengan tulisan Syahadat ala Afghanistan.
Tak hanya itu, kelompok Taliban mengganti nama negara kembali dengan sebutan Emirat Islam Afghanistan. Nama ini pernah digunakan Kelompok Taliban saat menguasai Afghanistan pada 1996 hingga 2001.
Baca Juga: Pasukan Taliban Patroli di Jalan Raya, Larang Warga ke Bandara Kabul
Penulis : Hedi Basri Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV