> >

Ungkap Alasan Pasangan untuk "Childfree", Begini Kata Psikolog

Gaya hidup | 24 Agustus 2021, 09:21 WIB
Ilustrasi pasangan suami-istri yang memilih untuk tidak memiliki anak (childfree / voluntary childlessness). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Belakangan banyak dibicarakan mengenai pandangan pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak atau tidak. Tak jarang hal tersebut menjadi bahan diskusi hangat, terutama dikalangan netizen lewat media sosial.

Menurut Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, M.Psi., Psi terdapat beberapa faktor yang membuat pasangan suami-istri memilih untuk tidak memiliki anak (childfree / voluntary childlessness).

Ia menyebutkan di antaranya yaitu, finansial yang dirasa belum mumpuni untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, ada penyakit bawaan atau kronis, kesiapan menjadi orang tua, informasi atau wawasan seputar pernikahan dan membentuk keluarga yang simpang siur, trauma masa kecil, dan lainnya.

“Bukan hanya faktor kesiapan secara materi, faktor kesiapan secara mental juga bisa mempengaruhi keputusan untuk childfree, terutama di masa pandemi yang penuh dengan ketidakpastian,” kata Samanta Senin (23/8/2021), dikutip dari Antara

Lebih lanjut, ia menerangkan, apabila keputusan untuk chilfree karena ada faktor kesehatan mental maka perlu memahami bahwa healing is possible, sehingga jika di kemudian hari setelah proses healing selesai ingin memiliki anak ini mungkin dilakukan.

"Begitu pula jika karena faktor finansial, menunda memiliki anak hingga di rasa kondisi finansial mumpuni juga dapat dilakukan secara bijak," jelas dia.

Baca Juga: Atta Ingin Punya 15 Anak dari Aurel, Ashanty: Nggak Semua Perempuan Siap Punya Anak Banyak

Ketika disinggung mengenai dampak pilihan childfree, seperti misalnya mempengaruhi alasan pasangan untuk bercerai, Samanta mengatakan hingga saat ini alasan perceraian belum ada data yang menyebutkan karena alasan childfree di Indonesia.

Meskipun, menurutnya, tidak menutup kemungkinan jika di kemudian hari bisa saja ini jadi pemicu keretakan hubungan pernikahan karena adanya perubahan keinginan. Misalnya setelah 10 tahun menikah yang di awal sepakat childfree tapi seiring berjalannya waktu salah satu pasangan jadi ingin memiliki anak.

Namun, yang terpenting, keputusan pasangan untuk tidak memiliki anak merupakan sesuatu yang harus dipikirkan secara matang oleh kedua belah pihak.

Keputusan untuk tidak memiliki anak merupakan pilihan yang perlu matang dipertimbangkan dan disepakati bersama sehingga tidak ada pihak yang terpaksa, dalam hal ini suami dan istri.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU