> >

Susun Strategi Hidup Bersama Epidemi, Menkes Jelaskan 3 Poin Utamanya

Kesehatan | 24 Agustus 2021, 02:35 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. (Sumber: Dok. BNPB)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah saat ini tengah mengusahakan penyusunan strategi hidup bersama epidemi Covid-19.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan arahan penyusunan strategi hidup bersama pandemi itu berasal langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bapak Presiden meminta kami untuk memulai penyusunan strategi hidup bersama pandemi, bukan hanya strategi penanganannya," kata Budi dalam konferensi pers, Senin (23/8/2021).

Budi menjelaskan, akan ada tiga poin utama yang menjadi fokus pemerintah dalam penyusunan strategi tersebut.

Baca Juga: Kini Stok Vaksin Bisa Dipantau oleh Publik, Kemenkes Siapkan Lamannya

1. Protokol kesehatan

Pertama dan yang paling utama yakni implementasi protokol kesehatan secara disiplin supaya tercipta keseimbangan antara hidup sehat dan kebermanfaatan dari sisi ekonomi.

"Arahan Bapak Presiden, kita harus waspada dan protokol kesehatan di masing-masing kota dibuka secara bertahap," ujar Budi.

Untuk itu, Budi menambahkan, kini pemerintah telah menjalin kerja sama dengan sejumlah asosiasi dan perkumpulan guna menyusun protokol kesehatan yang telah disesuaikan serta berbasis teknologi informasi.

Seperti penggunaan aplikasi PeduliLindungi secara nasional sebagai alat bantu implementasi protokol kesehatan berbasis teknologi informasi.

Penggunaan teknologi untuk implementasi protokol kesehatan ini akan diterapkan di bidang perdagangan, transportasi, industri dan perkantoran, pariwisata, pendidikan, serta keagamaan.

Baca Juga: Telah Vaksin 58 Juta Orang, Indonesia Urutan 6 Terbanyak Vaksinasi

2. Testing dan tracing

Selain protokol kesehatan, upaya testing dan tracing juga memiliki peran penting dalam persiapan hidup bersama Covid-19.

"Pelaksanaan testing dan tracing ini harus terarah, tidak massal, dan diutamakan untuk yang betul-betul membutuhkannya," jelas Budi.

Jadi, saat hidup bersama Covid-19 nanti, testing hanya akan diperuntukan bagi mereka yang menjadi suspect dan memiliki kontak erat dengan orang yang terinfeksi virus corona hingga bergejala.

Ibarat kata ahli kesehatan, pemeriksaan seperti itu disebut testing epidemiology, bukan testing untuk skrining yang sebelumnya dilakukan kepada siapa saja karena hendak melakukan suatu aktivitas tertentu.

"(Poin kedua) ini juga akan kami bangun karena layaknya protokol kesehatan, testing dan tracing yang kuat juga sangat diperlukan untuk hidup bersama epidemi," tutur Budi.

"Jadi, nanti akan berubah dari yang tadinya melawan pandemi mwnjadi melawan epidemi.

"Ya kalau nanti sudah berubah, yang tadinya melawan atau mengatasi pandemi bakal menjadi hidup bersama epidemi," tambahnya.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Lagi, Jokowi Terapkan Beberapa Penyesuaian Secara Bertahap

3. Perawatan pasien Covid-19

Secara spesifik, Presiden Joko Widodo mengarahkan, pentingnya perawatan pasien Covid-19 untuk layanan primer dan yang menjalani isolasi dengan pengobatan dasar.

Dengan begitu, Budi menerangkan, ke depannya rumah sakit hanya akan diisi dengan kasus-kasus Covid-19 yang kritis dan berat.

"Bapak Presiden menugaskan Kementerian Kesehatan, khususnya wakil menteri kesehatan, untuk melakukan kajian terkait bagaimana kita bisa memfokuskan perawatan yang kritis dan berat di rumah sakit," ungkap Budi.

Selain itu, dorongan terhadap layanan primer seperti puskemas dan klinik untuk pasien yang hanya perlu isolasi dan pengobatan di tahap dasar diharapkan dapat mengurangi tingkat kematian yang saat ini masih tinggi.

"Dengan demikian, diharapkan kita tidak hanya bicara soal strategi penanganan pandemi tapi strategi untuk hidup bersama epidemi seperti arahan Bapak Presiden," pungkasnya.

 

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU