> >

Mengenal Tiga Sosok Pengibar Bendera Usai Pembacaan Teks Proklamasi 1945

Sosok | 17 Agustus 2021, 08:58 WIB
Momen pengibaran Bendera Merah Putih usai pembacaan Teks Proklamasi (Sumber: Wikipedia)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengibaran Bendera Sang Merah Putih pada hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus tahun 1945 dilakukan oleh tiga orang yakni Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusomo dan SK Trimurti.

Mereka melalukan tugasnya usai, Ir Soekarno membacakan teks proklamasi di di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.

Melansir dari berbagai sumber, inilah sosok pengibar bendera pertama kali. Dirangkum KOMPAS TV (17/8/2021).

Baca Juga: 5 Artis Indonesia Ini Pernah jadi Paskibra saat Upacara 17 Agustus, Ada yang Sampai Istana Presiden

1. Latief Hendraningrat

Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat merupakan perwira tertinggi Pembela Tanah Air (PETA) yang lahir di 15 Februari 1911 di Jakarta. 

Sebelum menjadi Komandan Kompi (Sudanco), Latief sudah aktif di Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo) yang juga bentukan Jepang.

Latief Hendraningrat termasuk golongan muda yang meyakinkan Soekarno-Hatta untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia dalam Peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.

Melihat tentara Jepang sudah beraiap dengan senjata, Latief yang saat itu berusia 34 tahun dipercaya untuk mengamankan lokasi sebelum pengibaran di mulai.

Setelah pembacaan proklamasi, Latief yang memakai seragam tentara Jepang diminta untuk mengibarkan bendera bersama Suhud Sastro Kusomo.

Setelah kemerdekaan, Latief melanjutkan sebagai tentara salah satunya komandan Komando Kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta (1948). Selain itu, ia juga termasuk yang merumuskan taktik Serangan Umum, 1 Maret 1949.

Latief Hendraningrat meninggal pada 14 Maret 1983 di Jakarta pada usia 72 tahun.

2. Suhud Sastro Kusomo

Suhud Sastro Kusumo merupakan anggota Barisan Pelopor bentukan Jepang yang lahir pada tahun 1920.

Tiga hari sebelum pembacaan teks proklamasi, tepatnya pada 14 Agustus 1945, Suhud diminta untuk menjaga keluarga Soekarno dari segala macam ancaman.

Namun pada tanggal 16 Agustus yang merupakan hari peristiwa Rengasdengklok, suhud tidak menaruh curiga pada Soekarni dan Chairul Saleh yang membawa Soekarno.

Pada malam harinya saat Soekarno sudah kembali, Suhud diminta untuk mempersiapkan pengibaran Sang Saka Merah Putih.

Suhud bertugas membentangkan bendera sementara Latief yang menarik kerek.

Baca Juga: Tak Hanya Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 5 Peristiwa Penting Ini juga Terjadi pada 17 Agustus

3. SK Trimurti

Surastri Karma (SK) Trimurti merupakan seorang guru sekolah dasar yang lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada 11 Mei 1912.

Saat menjadi guru SD, SK Trimurti juga ikut berjuang melawan pemerintahan kolonial melalui tulisan-tulisan. Ia pernah dipenjara karena membuat leaflet berisi ujaran antikolonialisme.

Di dalam penjara SK Trimurti justru semakin mengasah tulisannya, alhasil ia semakin kritis dalam mengkritik pemerintah kolonial.

Usai keluar dari penjara SK Trimurti menikah dengan Sayuti Melik dan mendirikan Koran Pesat di Semarang, meski pernah dibredel Pemerintah Jepang.

Saat pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pertama kali oleh Soekarno, SK Trimurti termasuk petugas pengibar bendera bersama Latief dan Suhud.

Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU