> >

Masalah Data Covid-19, Angka Kematian Menumpuk Lebih dari 21 Hari di Sistem Pencatatan Kemenkes

Update corona | 11 Agustus 2021, 21:35 WIB
Ada masalah data Covid-19 yang menyebabkan angka kematian di sejumlah daerah masih tinggi. (Sumber: KompasTV/Ant)

Menurut Panji, hal serupa juga terjadi di Kalimantan Tengah. Sekitar 61% dari 70 orang yang meninggal akibat Covid-19 kemarin adalah pasien yang statusnya belum diperbaharui lebih dari 21 hari.

Baca Juga: Ahli Epidemologi Sarankan Lebih Baik Perbaiki Data Kematian daripada Dihilangkan

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg. Widyawati, MKM beralasan, pembaharuan data dari Satgas Covid-19 ini akibat keterbatasan tenaga kesehatan.

Para tenaga kesehatan itu terlambat memasukkan data karena mesti juga merawat banyak pasien akibat lonjakan kasus Covid-19 di daerah mereka beberapa yang minggu lalu.  

“Tingginya kasus di beberapa minggu sebelumnya membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbarui data ke sistem NAR Kemenkes,” kata Widyawati.

Widyawati mengatakan, angka kematian Covid-19 masih akan tinggi selama dua minggu ke depan karena masalah data yang terlambat diperbarui.

Bahkan, Panji menyebut, lebih dari 50 ribu pasien Covid-19 tercatat saat ini sebenarnya sudah diketahui lebih dari 21 hari. Kondisi terbaru puluhan ribu pasien itu belum diketahui.

"Kita saat ini sedang mengkonfirmasi status lebih dari 50 ribu kasus aktif. Jadi beberapa hari kedepan akan ada lonjakan di angka kematian dan kesembuhan yang bersifat anomali dalam pelaporan perkembangan kasus Covid-19. Tapi ini justru akan menjadikan pelaporan kita lebih akurat lagi," kata Panji.

Baca Juga: Penting Diketahui! Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum, Saat, dan Setelah Menerima Vaksin Covid-19

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU