Menko PMK Ingin Obat Antivirus Tersedia di Tingkat Puskesmas
Kesehatan | 5 Agustus 2021, 10:44 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan dalam penanganan Covid-19 obat antivirus harus dijamin ketersediaannya.
Muhadjir menuturkan ketersediaan obat antivirus tidak boleh hanya ada di rumah sakit (RS), melainkan harus tersedia di level paling bawah yakni puskesmas.
Dia juga menyampaikan pemerintah hingga saat ini tengah melakukan berbagai upaya untuk dapat memastikan ketersediaan obat untuk mencegah atau menekan angka kematian/fatalitas pasien.
"Masalah obat ini nanti saya diskusikan dengan Pak Menkes (Budi Gunadi Sadikin) untuk pengadaan obat-obat tertentu terutama yang bergejala berat dan kritis, termasuk jarang di sini (Kalsel) obatnya. Dan ini persoalan nasional karena obat-obat ini masih impor," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis (5/8/2021).
Menko PMK ini tak menampik bahwa saat ini di Tanah Air sedang terjadi kelangkaan obat yang digunakan dalam menangani pasien Covid-19. Hal itu tidak hanya terjadi di satu daerah, bahkan berskala nasional.
Baca Juga: Obat Terapi Covid-19 Langka, Menkes Ungkap Kebutuhan Tak Sebanding dengan Kecepatan Produksi
"Masalahnya kelangkaan obat-obat ini juga sudah sangat mendesak. Memang di samping langka, kebutuhannya mendesak karena untuk mereka yang kondisinya buruk dan kritis," ujar Muhadjir.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengimbau bagi warga terpapar Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri harus rutin melapor ke puskesmas.
Hal ini penting dilakukan agar petugas kesehatan bisa melakukan pemantauan dan segera memberikan pertolongan saat kondisi mereka memburuk.
Mengingat, kata dia, angka kematian Covid-19 relatif banyak disebabkan mereka yang semula isoman di rumah, setelah parah baru datang ke RS. Sehingga, belum sempat mendapatkan tindakan di IGD pasien sudah tidak dapat tertolong.
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Laman Kementerian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan