Viral Perasa Vanila dari Dubur Berang-Berang, Benarkah? Ini Faktanya
Viral | 4 Agustus 2021, 09:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Sebuah video di TikTok menjadi viral gegara meminta netizen untuk mencari asal mula perasa vanila. Video yang pertama kali diunggah oleh akun Sloowmoee pada 2020 hingga kini masih terus membuat penasaran netizen.
“Record yourself before and after googling ‘where does vanilla flavoring come from?’(Rekam dirimu sebelum dan sesudah googling ‘darimana rasa vanilla berasal?),” kata Sloowmoee, dikutip Rabu (4/8/2021).
Setelah mengetahui asal mula rasa vanilla, Sloowmoee terlihat sangat terkejut dan bersumpah tidak akan meminum vanilla latte lagi.
@sloowmoee @shaylanmarieee TRIED TO MORDOR ME
original sound - Sloowmoee
Baca Juga: Angkringan Papa Sena Satenya Serba Jumbo, Rasa Tetep Enak! Cobain Yuk!
Jika mengetikkan kata kunci yang diminta Sloowmoee, kata Google akan mengarahkan kepada sejumlah artikel yang menyebutkan bahwa perasa vanila berasal dari dubur berang-berang. Benarkah?
Melansir dari Metro, Rabu (4/8/2021), biji vanila merupakan barang yang sangat mahal. Perusahaan kala itu lantas memutar otak untuk mencari sesuatu yang memiliki rasa dan aroma yang hampir sama dengan vanila asli.
Sebagai gantinya, perusahaan menggunakan sesuatu yang disebut dengan castoreum yang berasal dari kantung kastor berang-berang, tepat di antara pangkal ekor dan panggul berang-berang.
Berang-berang mengeluarkan cairan yang disebut castoreum ini untuk menandai wilayah mereka. Meski letaknya di sekitar kelenjar anal, castoreum jutsru memiliki aroma vanila musky yang membuat para ilmuwan makanan memasukkannya ke dalam resep.
Baca Juga: Resep Nasi Ayam Hainan Rice Cooker, Hidangan Praktis Cocok untuk Sarapan
Mengutip dari National Geographic, Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat telah mencatat bahwa castoreum sebagai adiktif dan dianggap aman untuk dikonsumsi.
Bahkan, menurut sebuat studi tahun 2007 di International Journal of Toxicology, produsen telah menggunakan castoreum secara ekstensif dalam parfum dan makanan selama sekitar 80 tahun.
Sayangnya, permintaan castoreum yang sangat tinggi membuat populasi berang-berang di dunia sempat hampir punah. Sebab, berang-berang dibunuh untuk mengekstrak castoreum untuk menggantikan vanila yang asli.
Beruntung, ahli kimia Jerman Robert Chilcott dari University of Hertfordshire Menemukan bahwa vanilin (salah satu bahan kimia yang bertanggung jawab atas rasa vanila) dapat diekstrak dari tumbuhan konifer sederhana yang membuat perburuan berang-berang menjadi berkurang.
Baca Juga: Bisnis Ternak Burung Murai, Primadona Para Pencinta Burung
Chilcott juga mengungkapkan bahwa vanilin sintetis ini kini menyumbang sekitar 94 persen dari semua perasa vanila yang digunakan dalam industri makanan, sementara enam persen sisanya menggunakan ekstrak vanila alami.
Sementara penggunaan aroma vanila dari castoreum berang-berang kini hanya terbatas pada makanan dan minuman yang mewah, salah satunya Baverhojt, minuman Swedia yang memiliki kantung kastor penuh dan dimasukkan ke dalam botol.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Metro/National Geographic