Anies Baswedan Ungkap Penyebab Banyak Pasien Covid-19 Isoman yang Meninggal Dunia
Berita utama | 25 Juli 2021, 18:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan terkait banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal dunia saat tengah menjalankan isolasi mandiri (Isoman).
Sebelumnya, Anies mengakui bahwa kapasitas rumah sakit di Jakarta penuh selama periode Juni hingga Juli 2021.
Hal ini, lanjut dia, membuat banyak pasien Covid-19 yang tidak mendapatkan pelayanan di rumah sakit harus melakukan Isoman.
"Nah itulah kemudian salah satu sebab kontribusi terhadap kasus mereka mereka yang isolasi, tidak bisa terselamatkan karena mereka seharusnya ada di rumah sakit," kata Anies dalam keterangan persnya, Minggu (25/7/2021).
Dia kemudian mengatakan pada setiap 100 persen kasus Covid-19, maka dibutuhkan perawatan di ruang ICU sekitar 4 hingga 5 persen. Sehingga jika ada 100 ribu kasus, artinya ada 4 ribu sampai 5 ribu pasien Covid-19 yang membutuhkan ICU.
Menurut penjelasnnya angka tersebut tidak sebanding dengan jumlah tempat tidur di ruang ICU yang dimiliki sebanyak 1.500.
Baca Juga: Anies Baswedan Ungkap Angka Positivity Rate Covid-19 di DKI Jakarta Menurun
"Dari situ sudah terlihat bahwa ada gap. Jadi ini berbeda dengan isolasi mandiri yang gejala ringan, sedang, ini adalah mereka-mereka yang seharusnya bisa, seharusnya masuk dapat perawatan tapi tempat kita, kemarin tidak cukup," jelasnya.
Selain itu, Anies juga menyebut akibat adanya kenaikan kasus Covid-19 membuat kapasitas rumah sakit menjadi terbatas.
Sehingga tak hanya ruang ICU, namun menurut penuturannya, pasien Covid-19 juga diharuskan mengantre untuk dapat masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Kendati demikian, Gubernur DKI Jakarta ini menyebut kini keterisian IGD di rumah sakit di sejumlah wilayah Ibu Kota sudah mulai berkurang.
"Perkembangan terbaru, tadi barusan kami lihat sama-sama, IGD-IGD sekarang ruangnya banyak yang kosong, sudah mulai ada ruang kosong di IGD kita, jadi bila melihat laporan dari rumah sakit, jumlah keterisian IGD tidak lagi full," jelas Anies.
Baca Juga: Anies: Jangan Terburu-Buru Menyimpulkan Covid-19 Sudah Melewati Puncaknya
Sementara itu, terkait data pasien isolasi mandiri, Anies menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak pernah menutupi, baik yang meninggal dunia maupun yang selamat.
"Saya rasa perlu digarisbawahi kami di Jakarta tidak pernah menutupi data, tidak pernah mengurangi, tidak pernah menambahi, bila ada yang meninggal kita laporkan, bisa selamat kita laporkan, tidak pernah ditutup-tutupi," tegasnya.
Lebih lanjut dia juga mengatkan bahwa DKI Jakarta mungkin satu-satunya provinsi yang memiliki data statsus tentang isolasi mandiri.
Menurut pemaparannya, pihaknya menerima data pasien isolasi mandiri langsung dari Kelurahan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.
"Ini hasil rapat-rapat kita bahwa tim, lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas itu harus tahu siapa positif, siapa isolasi mandiri di setiap wilayahnya," ujarnya.
Baca Juga: Anies: Sebanyak 7,1 Juta Warga DKI Jakarta Sudah Divaksin Covid-19
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/YouTube Kadin Indonesia