5 Mitos Salah soal Tidur yang Membahayakan Kesehatan
Kesehatan | 25 Juli 2021, 05:05 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Tidur berhubungan erat dengan kesejahteraan, suasana hati, dan kesehatan seseorang. Meski begitu, sebagian orang memercayai sejumlah mitos salah soal tidur.
Padahal, orang yang tak cukup tidur bisa mengalami penurunan prestasi di sekolah atau performa dalam pekerjaan.
Orang yang terus kekurangan tidur bahkan dapat mengalami masalah kesehatan serius, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung hingga mempercepat kematian.
Sekelompok akademisi di Amerika Serikat pernah meneliti masalah mitos soal tidur. Laporan penelitian mereka di jurnal Sleep Health menunjukkan, setidaknya ada 20 keyakinan salah soal tidur.
Mitos-mitos soal tidur itu dipilih berdasarkan seberapa parah kesesatan informasi dan dampak buruk pada kesehatan.
Baca Juga: Alami Insomnia? Ini 6 Tips Kembali Tidur Usai Terbangun di Malam Hari
Berikut 5 mitos paling membahayakan soal tidur, dilansir dari Healthline:
1. Tidur maksimal 5 jam
Keyakinan soal tidur 5 jam ini adalah mitos yang paling membahayakan kesehatan banyak orang.
Otoritas pencegahan penyakit Amerika Serikat, CDC merekomendasikan orang dewasa perlu tidur antara 7 hingga 9 jam tiap malam.
Orang yang terbiasa tidur kurang dari 7 jam dapat menimbulkan berbagai penyakit. Kekurangan tidur bisa meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit jantung.
Diabetes dan obesitas juga mengancam kesehatan orang yang terbiasa kurang tidur.
“Kupikir Anda bisa terbiasa tidur kurang dari itu. Namun, Anda juga akan makin sering menderita,” ujar Dr. Steven Feinsilver, direktur Pusat Obat Tidur di Rumah Sakit Lenox Hill, Amerika Serikat.
2. Bersantai menggunakan ponsel sebelum tidur
Masyarakat begitu terbiasa menggunakan peralatan elektronik mereka hingga tak bisa lepas darinya.
Sebagian orang pun menghabiskan waktu bersantai sebelum tidur dengan menggunakan ponsel atau menonton televisi.
Namun, penggunaan peralatan elektronik menjelang jam tidur ini dapat membahayakan kesehatan. Penyebabnya adalah cahaya biru dari layar elektronik.
Stephen Lockley, pakar soal tidur di Harvard University menyebut, cahaya biru dari elektronik dapat mengubah siklus kegiatan sehari-hari yang dikenal sebagai ritme sirkadian.
Cahaya biru elektronik ini pun dapat merusak pola tidur. Pada akhirnya, orang yang rusak pola tidurnya dapat menderita depresi, diabetes, hingga penyakit jantung dan pembuluh darah.
3. Tak masalah tidur saat siang
Tubuh manusia cenderung mengikuti ritme natural untuk bangun serta tidur menyesuaikan matahari terbit dan terbenam.
Namun, sebagian orang terbiasa tak tidur saat malam karena berbagai alasan, mulai dari bekerja hingga kesulitan tidur.
Baca Juga: Kenali Kecanduan Berita Hoaks atau Doomscrolling dan Cara Menghindarinya
Sebenarnya, tak tidur saat malam bukan masalah besar, jika dilakukan sesekali. Akan tetapi, perubahan pola tidur secara terus-menerus akan membahayakan kesehatan.
“Waktu tidur itu penting. Karena itu, kami melihat kemunculan klaster risiko penyakit di antara orang-orang yang bekerja saat malam,” ujar Rebecca Robbins, peneliti di New York University School of Medicine.
4. Berbaring dan menutup mata sama dengan tidur
Sebagian orang yakin bahwa sekedar berbaring dan menutup mata dapat mengistirahatkan tubuh, seperti tidur. Namun, para peneliti memperingatkan, mitos ini salah.
Menurut peneliti, seluruh organ tubuh manusia, mulai dari otak hingga jantung bekerja dengan cara berbeda saat tidur.
“Bukti yang tersedia menunjukkan bahwa aktivitas kognitif ketika seseorang tidur jelas berbeda dari bangun dengan mata tertutup,” tulis Rebecca Robbins dan tim peneliti soal mitos tidur.
Karena itu, berbaring saja tidak sama dengan tidur dan mengistirahatkan tubuh dengan optimal.
5. Mengorok tidak berbahaya
Suara orang mengorok atau mendengkur saat tidur jelas mengganggu pendengarnya. Perlu diketahui, dengkuran juga bisa jadi berbahaya.
Mengorok adalah gejala paling umum gangguan tidur bernama sleep apnea. Sleep apnea adalah gangguan yang membuat orang berhenti bernapas saat tidur.
Kebiasaan mengorok terus-menerus bisa berarti orang itu tidur dengan saluran pernapasan terhalang.
Meski begitu, tidak semua orang yang mendengkur berarti menderita sleep apnea.
Untuk membedakannya, penderita sleep apnea biasanya juga menderita kelelahan dan sering mengantuk saat siang.
Baca Juga: Unik, Pria di India Selalu Tidur Selama 300 Hari dalam Setahun
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Healthline