Pengamat: Pembelian 6 Jet Tempur T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan Masih Wajar
Politik | 23 Juli 2021, 21:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kementerian Pertahanan membeli enam pesawat jet tempur asal Korea Selatan.
Pengamat militer Khairul Fahmi menilai meski saat ini Indonesia masih menghadapi pendemi, namun pembelian jet tempur T-50 Golden Eagle masih taraf wajar.
Menuru Khairul ancaman konflik bahkan perang bagaimanapun harus selalu diposisikan mungkin hadir dan terjadi.
Baca Juga: Pemerintah Beli 6 Jet Tempur T-50I Asal Korea Selatan
Sehingga, peningkatan kekuatan dan kemampuan pertahanan merupakan salah satu cara untuk memperkecil peluang ancaman faktual konflik bahkan juga perang.
“Kerentanan negara sebagai dampak dari adanya pandemi memang harus di-back-up melalui peningkatan kemampuan menjaga kedaulatan dan pemeliharaan keamanan teritorial,” ujarnya melalui video, Jumat (23/7/2021).
Khairul menilai jet tempur T-50 Golden Eagle bukan barang baru yang dimiliki TNI AU karena sudah pernah dipakai sebagai pesawat latih.
Dengan pengalaman yang menggunakan T-50 Golden Eagle, dan adanya pembelian 6 pesawat jet tambahan dengan tipe yang sama, maka dapat memperkuat pertahanan udara negara.
Baca Juga: Menhan Prabowo Teken Kontrak Kerja Sama dengan Perusahaan Italia untuk Pengadaan Kapal Perang
Tidak hanya untuk memperkuat pertahanan, pengadaan jet tempur tersebut juga didukung ragam kerja sama, sehingga ke depan Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan sumber daya manusia, operasional pesawat hingga industri pertahanan yang mandiri.
“Saya kira pembelian ini juga dapat meningkatkan posisi Indonesia dalam renegosiasi kerja sama pembangunan pesawat tempur generasi 4.5 KFX IFX dengan Korsel yang pada April lalu telah diluncurkan prototipenya dan menjadi salah satu agenda penting kunjungan Menhan Prabowo ke Korsel,” ujar Khairul.
Lebih lanjut Khairul mengingatkan setiap pengadaan alutsista, termasuk pesawat tempur, aspek pemeliharaan, perawatan, kemampuan sarana prasarana, dan SDM pengelolanya tentu menjadi hal yang selalu dijaga dan ditingkatkan.
Baca Juga: Bicara Alutsista, Prabowo Sindir Prediksi Elite yang Yakin Indonesia Tak Akan Perang
Oleh karena itu ketersediaan anggaran yang memadai dan kedisiplinan pengelola sangat penting. Sebab semakin secanggih apapun alutsista yang digunakan, potensi kefatalan yang memicu kerugian dan korban jiwa akan selalu membayangi.
“Ini bisa terjadi jika ketersediaan anggaran yang memadai, kedisiplinan dan pembinaan kemampuan terabaikan,” ujar Khairul.
Kesepakatan pembelian enam unit pesawat jet tempur latih dari Korea Aerospace Industries menjadi salah satu pemberitaan media di Korsel.
Yonhap News Agency menyebut perusahaan Korea Aerospace Industries Co telah menerima pemesanan enam pesawat jet latih senilai USD240 juta dari Indonesia.
Baca Juga: Prototipe Pesawat Tempur Korea Selatan - Indonesia KF-X Diluncurkan di Korea Selatan
Produsen disebut akan memasok alutsista itu ke angkatan udara Indonesia secara bertahap mulai 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.
Hingga Selasa (20/7/2021), Korea Aerospace Industries secara total mengekspor 154 jet latih senilai 3,1 miliar dolar Amerika Serikat ke berbagai negara, seperti Indonesia, Irak, Thailand, Turki, Peru dan Filipina.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV