> >

Jangan Panik! Ini Tips Dokter Reisa Jika Hasil Tes Covid-19 Anda Positif Tapi Tidak Bergejala

Kesehatan | 21 Juli 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi - Petugas kesehatan memasuki area isolasi mandiri saat melakukan pendataan bagi warga yang terpapar COVID-19 di Banjar Terunasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar, Bali, Kamis (1/7/2021). (Sumber: Kompas TV/Ant/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Meningkatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia membuat pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang akhirnya diperpanjang hingga 25 Juli 2021.

Meski sudah diberlakukan PPKM, tetap saja jumlah orang yang terpapar virus Corona masih banyak dijumpai, dan rata-rata mereka tidak bergejala.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Broto Asmoro pun punya sejumlah tips apabila hasil tes dinyatakan positif tapi tidak merasakan gejala serius yang membutuhkan bantuan medis atau tanpa gejala sama sekali.

Menurutnya, seperti dilansir dari Antara, Selasa (20/7), secara umum seseorang akan cepat panik saat mendapati hasil tes usap baik antigen maupun PCR menunjukkan kata positif.

Hal itu wajar sebab tak ada satu pun orang yang ingin mendapati dirinya terkena virus menjadi pandemi di seluruh belahan dunia itu.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Tak Perlu Tes PCR Ulang, Ini Penjelasan Dokter Reisa

Namun sebenarnya tidak perlu panik berlebihan jika terpaksa harus mendapati diri terpapar virus Corona.

Meskipun untuk saat ini sebagian besar orang dengan gejala ringan hampir pasti kehabisan tempat rawat inap di rumah sakit khusus penanganan pandemi Covid-19.

Dokter Reisa membenarkan bahwa seseorang yang tidak bergejala serius tersebut bisa melakukan isolasi mandiri.

Namun harus diingat pula bahwa isolasi mandiri bukan berarti pasien sendirian tanpa bantuan orang lain.

Isolasi boleh mandiri tetapi sembuh kembali negatif Covid-19 tidak harus sendiri, melainkan melibatkan orang-orang sekitar agar terpantau dengan baik.

Langkah selanjutnya, disarankan untuk segera lapor ke Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Ketua Rukun Warga (RW) atau satgas setempat. Sebab mereka yang akan mendata dan membantu untuk melaporkan ke Puskesmas terdekat.

“Ada baiknya pada tahap ini terutama setelah hasil tes didapat, segera membuka kontak dengan dokter dari pelayanan jasa kesehatan daring atau telemedis yang akan memandu dan memberi saran selama masa isoman,” jelas dia.

Baca Juga: Menakar Efektivitas Vaksin, Jubir Satgas Covid-19 dr. Reisa: Mampu Tekan Rawat Inap dan Kematian

Dan kabar baik bagi masyarakat di Jabodetabek karena sudah ada 11 penyedia jasa layanan telemedis yang selalu siap memberikan konsultasi bahkan obat-obatan dan vitamin gratis karena sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan.

Lebih lanjut Reisa menekankan pentingnya untuk memilih lokasi isolasi mandiri yang terpisah dan tidak memungkinkan kontak dengan anggota keluarga lainnya.

Selain itu harus dipastikan ruangan bersih, ventilasi, dan sirkulasi udara tempat isoman selalu baik.

Hal yang juga penting yakni menggunakan alat makan dan alat mandiri pribadi. Bahkan perlengkapan ibadah pun jauh lebih baik bila menggunakannya sendiri.

Selanjutnya pastikan agar persediaan vitamin dan suplemen lainnya mencukupi dan sudah ada izin Badan POM. Penting pula untuk selalu berkonsultasi dan meminta resep dokter apabila perlu obat-obatan lainnya.

Pelaku isoman juga harus banyak minum air matang dan bersih atau air mineral agar tidak dehidrasi dan mengonsumsi hanya makanan bergizi seimbang.

Dengan langkah-langkah pintar tersebut maka isoman akan menjadi cara terbaik untuk segera pulih dari Covid-19.

Baca Juga: Mau Rapat di Kantor Aman dari Corona? Ini Saran dr Reisa

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU