> >

Kemenkes: Peningkatan Kasus Covid-19 Seiring Kenaikan Jumlah Tes dan Perbaikan Pencatatan

Berita utama | 14 Juli 2021, 19:49 WIB
Ilustrasi tes Covid-19. (Sumber: Dok. Polres Kebumen)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pemerintah sedang meningkatkan jumlah pengetesan (testing) Covid-19, sehingga kasus positif harian mengalami peningkatan.

Selama beberapa hari, Indonesia terus mencetak rekor baru kasus positif Covid-19. Pada Senin (12/7/2021), pemerintah mencatat ada 40.427 kasus dalam sehari.

Kemudian, kasus baru Covid-19 naik menjadi 47.899 pada Selasa. Terakhir, pemerintah melaporkan total 54.517 kasus baru Covid-19 pada Rabu (14/7/2021).

Baca Juga: Ahmad Sahroni Dukung PPKM Darurat Diperpanjang, Tapi Ingatkan Pemerintah Perhatikan Pekerja Informal

“Kalau melihat kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 akhir-akhir ini adalah seiring dengan kenaikan jumlah pengetesan dan perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan,” ujar Siti Nadia Tarmizi dalam Penyataan Pers Harian PPKM Darurat, Rabu.

Menurut Nadia, angka kematian akibat Covid-19 dan angka kasus positif naik karena ada perubahan sistem verifikasi di laboratorium pemeriksa sampel tes.

“Kenaikan angka kematian dan angka konfirmasi positif disebabkan sistem verifikasi otomatis pada laboratorium pemeriksa yang menghilangkan proses verifikasi berjenjang, sehingga pelaporan menjadi lebih transparan dan tepat waktu,” ujar Nadia.

Ia juga mengklaim, angka test positivity rate Indonesia sedang stabil. Test positivity rate adalah perbandingan jumlah kasus positif Covid-19 dan jumlah orang yang melakukan tes.

“Angka positivity rate kita cenderung stabil disebabkan ada upaya peningkatan testing di mana target yang harus kita capai adalah pengetesan 324 ribu orang per hari,” kata Nadia.

Selama 3 hari terakhir, angka spesimen dan orang yang dites Covid-19 memang terus meningkat dari 149 ribu spesimen di hari Senin menjadi 240 ribu pada Rabu.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Tak Telat Berikan Bansos Tunai Jika PPKM Darurat Diperpanjang 6 Minggu

Lalu, angka positivity rate ada di angka 26,9% pada Senin. Keesokan harinya, positivity rate turun menjadi 21,09%. Kini, positivity rate Indonesia menjadi 22,6%.

Nadia mengatakan, ada pertambahan jumlah tes di seluruh provinsi di Jawa-Bali yang menerapkan PPKM Darurat.

“Jumlah tes antigen dan swab PCR di Jawa-Bali bertambah sekitar 2.300 orang per hari. Lebih dari setengah pertambahan harian ini berasal dari Jawa Timur dan DKI Jakarta,” ucapnya.

Meski begitu, Nadia mengakui target tes Covid-19 masih belum tercapai. Baru DKI Jakarta yang memenuhi target jumlah tes per hari. 

Sementara, Provinsi DI Yogyakarta masih membutuhkan waktu 2 minggu untuk mencapai target. Lalu, provinsi lainnya di Jawa-Bali membutuhkan waktu 1 sampai 3 bulan untuk memenuhi target jumlah tes harian.

“Peningkatan jumlah tes masih perlu dipercepat. Capaian rata-rata testing 124 kabupaten/kota PPKM Darurat pada 3-13 Juli 2021 adalah sebesar 33,61%,” kata Nadia.

Baca Juga: Dua Hari Berturut-turut Kasus Harian Covid-19 Indonesia Tertinggi di Dunia

Sebelumnya, pakar wabah atau epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, memperingatkan soal tingginya angka test postivity rate.

"(Kalau ingin) disebut pandemi terkendali, test positivity rate harus paling tinggi 5 persen. Di atas itu, namanya tidak terkendali," kata Dicky, dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/7/2021). 

"Apalagi di atas 10 persen. Namanya, ya, sangat tidak terkendali. Kita sekarang ada di atas 20 persen, tinggi banget."

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV/Kompascom


TERBARU