> >

Antrean ke Pemakamam dan Kisah Penggali Kubur di Tengah Kenaikan Kasus Covid-19

Peristiwa | 2 Juli 2021, 07:08 WIB
Suasana pemakaman korban Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Rabu (23/6/2021). Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta pada hari tersebut naik 3.514 kasus. Penambahan jumlah kasus tersebut menaikkan angka jumlah total kasus Covid-19 di DKI Jakarta menjadi 486.957 kasus. (Sumber: Kompas.id/Rony Ariyanto)

JAKARTA, KOMPAS.TV-  Bertepatan dengan pemerintah mengumumkan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Kamis (1//7/2021),  kasus kematian harian Covid-19 di Indonesia mencetak rekor tertinggi sejak kasus ini merebak 2020 silam.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan sebanyak 504 orang telah meninggal hanya dalam sehari, Kamis (1/7/2021).


Selain rekor kasus kematian, Satgas juga melaporkan rekor tertinggi kasus positif Covid-19 yang telah menyentuh angka 24.836 orang. Lonjakan tinggi kasus positif ini menjadikan total kasus positif di Tanah Air mencapai 2.203.108 orang.

Ada lima provinsi penyumbang kasus kematian tertinggi, yakni Jawa Tengah sebanyak 180 kasus kematian, disusul Jawa Timur dengan 74 kasus, Jawa Barat melaporkan 65 kasus, DKI Jakarta menambahkan 46 kasus, dan DI Yogyakarta menambahkan 37 kasus kematian. Total kasus meninggal pun telah mencapai angka 58.995 orang.

Para penggali kubur jelas kewalahan. 

Baca Juga: Meski Alami Lonjakan, TPM Al-Azhar Tak Batasi Pemakaman Korban Covid-19

Dokter Tirta Mandhira Hudi, seorang aktivis media sosial yang banyak mengedukasi Covid-19, menyebutkan bahwa bukan hanya antrean di rumah sakit, bahkan setelah meninggalpun, mayat tak bisa langsung dikuburkan. "Harus antre bisa sampai empat hari," katanya dalam acara "Rosi" di KOMPAS TV, Kamis (1/7/2021).

Hal senada disampaikan Firmansyah, petugas ambulans di rumah sakit bekasi. "Kamar jenazah full. Satu orang petugas ambulan bisa tiga kali bolak-balik. Sekali bawa dua jenazah," kata Firman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pedurenan, Bekasi.      


Sementara Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menyebutkan bahwa di tengah kenaikan kasus beberapa hari terakhir, para penggali kubur di wilayahnya mulai dilanda beban kerja berlebih.

Di TPU Tapos, misalnya, para penggali kubur menerima order yang jumlahnya lumayan di luar kebiasaan. "Yang biasanya satu sampai lima atau bahkan sepuluh (makam digali dalam sehari), sekarang sampai 40 galian yang harus mereka lakukan,"katanya.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU