PERKI Sebut Vaksin AstraZeneca Dapat Digunakan Pasien Jantung
Update corona | 19 Juni 2021, 19:33 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr Isman Firdaus mengingatkan, ancaman Covid-19 lebih berisiko daripada efek samping vaksin Covid-19.
Dari itu, dr Isman mengatakan bahwa pasien jantung tidak perlu khawatir dan ragu untuk menerima suntikan vaksin AstraZeneca.
"Kami (PERKI) mengimbau semua atau pasien yang memiliki komorbid jantung untuk tidak khawatir divaksinasi. Jika tidak ada keluhan, silakan datang untuk divaksin, karena vaksinasi ini bentuk salah satu ikhtiar kita bersama mencegah Covid-19," jelas dr Isman dilansir dari Tribunnews, Sabtu (19/6/2021).
Baca Juga: Kanada Sarankan Warga Penerima Vaksinasi AstraZeneca Ambil Vaksin mRNA di Suntikan Kedua
Dalam surat rekomendasinya, PERKI mengatakan bahwa pasien dengan komorbid kardiovaskular termasuk penyakit jantung koroner, atrial fibrilasi, penyakit jantung bawaan, riwayat typical venus thromboembolism (VTE) seperti deep vein thrombosis (DVT) tungkai atau emboli paru, adanya trombus intrakardiak serta penggunaan antikoagulan rutin dapat menggunakan vaksin AstraZeneca.
Syaratnya, pasien sedang berada dalam kondisi stabil dan memenuhi kriteria yang telah disampaikan PERKI.
Sementara pasien dengan riwayat heparin-induced thrombocytopenia (HIT) penurunan kadar trombosit akibat penggunaan heparin masuk dalam kelompok yang memerlukan perhatian khusus dan direkomendasikan untuk mendapatkan jenis vaksin lain bila memungkinkan.
"Vaksin AstraZeneca dilaporkan memiliki efektivitas yang baik dan telah mendapat persetujuan untuk digunakan dalam upaya pencegahan penularan Covid-19," tulis keterangan PERKI, Sabtu (19/6/2021).
Disampaikan juga, sindrom yang sangat jarang berupaya pembekuan darah disertai penurunan kadar trombosit (thrombosis with thrombocytopenia syndrome) dilaporkan terjadi sekitar 4-20 hari setelah vaksinasi.
Hubungan sebab akibat antara vaksin dan kejadian trombosis diduga ada, namun hipotesis tentang mekanisme biologisnya masih memerlukan investigasi lebih lanjut.
Baca Juga: Studi Terbaru: Vaksin Astrazeneca-Pfizer Efektif 90 Persen untuk Varian Delta
"Risiko kejadian trombosis terkait vaksin AstraZeneca yang telah dilaporkan sangat kecil (sekitar 3,6 kasus per 1 juta orang yang divaksinasi) dengan lebih dari 78 juta dosis vaksin AstraZeneca telah digunakan di Eropa," tulis keterangan tersebut.
"Kejadian trombosis akibat Covid-19 dilaporkan sebanyak 207,1 kasus per 1 juta kasus Covid-19, lebih tinggi dibandingkan kejadian trombosis akibat vaksin AstraZeneca," lanjutnya.
Sebaran kasus trombosis terkait vaksinasi AstraZeneca di Eropa dilaporkan lebih banyak pada usia dewasa muda dibandingkan dewasa tua.
Namun demikian, rekomendasi penggunaan vaksi AstraZeneca menurut usia dikembalikan pada rekomendasi Badan POM RI.
Baca Juga: Italia Hentikan Vaksin AstraZeneca Untuk Usia Bawah 60 Tahun, Ini Saran Italia Untuk Suntikan Kedua
Masih dalam surat rekomendasi sama, ditegaskan bahwa setiap penerima vaksin AstraZeneca tetap dipantau sesuai panduan KIPI dan bila ada keluhan spesifik seperti sakit kepala hebat, pandangan mata terganggu, sesak nafas atau nyeri dada tiba-tiba, bengkak pada salah satu tungkai, nyeri perut yang hebat atau timbulnya bintik pendarahan di luar area penyuntikan, maka disarankan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Penulis : Hedi Basri Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV