Studi Terbaru: Menginfeksi Nyamuk Aedes Aegypti dengan Bakteri Bisa Kurangi 77% Kasus Demam Berdarah
Kesehatan | 12 Juni 2021, 07:18 WIBKini, eksperimen itu juga diperluas ke sejumlah wilayah lain di Yogyakarta.
Bakteri Wolbachia menekan kemampuan virus untuk berkembang biak dalam tubuh nyamuk pembawa demam berdarah Aedes Aegypti yang menyebabkan infeksi saat mereka menggigit manusia.
Menurut para peneliti, eksperimen sebelumnya yang melibatkan bakteri Wolbachia – yang umumnya ditemukan pada lalat buah dan serangga lainnya – juga menunjukkan hasil positif dalam mengurangi kasus demam berdarah.
Para peneliti berharap, metode ini dapat memberi angin segar dalam pertempuran dunia terhadap penyakit demam berdarah yang terkadang bisa berakibat fatal pada manusia itu. Gejala penyakit ini biasanya termasuk nyeri tubuh, demam, dan mual.
Baca Juga: Waspada! Beberapa Wilayah Masuk Zona Merah Demam Berdarah, Termasuk Jakarta
“Ini hasil yang kami tunggu-tunggu,” tutur Direktur Program Nyamuk Dunia Scott O’Neill.
“Kami memiliki bukti bahwa metode Wolbachia kami aman, berkelanjutan dan secara drastis mengurangi kejadian demam berdarah,” paparnya.
“Ini memberi kami keyakinan besar dalam dampak positif metode ini di seluruh dunia ketika diberikan pada masyarakat yang berisiko terpapar penyakit yang ditularkan nyamuk ini," sambungnya.
Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, yang paling cepat menyebar di seluruh dunia.
Saban tahun, tercatat lebih dari 50 juta kasus demam berdarah, termasuk sekitar 8 juta kasus di Indonesia.
Para peneliti mengungkap, sejumlah studi juga menunjukkan bahwa metode Wolbachia dapat efektif dalam mencegah penularan Zika, chikungunya, demam kuning, dan aneka penyakit yang ditularkan oleh nyamuk lainnya.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV