Sound of Borobudur: Upaya Kemenparekraf untuk Gelorakan Kembali Pariwisata
Wisata | 7 Juni 2021, 23:08 WIBUpaya itu penting, karena supaya dapat membangkitkan kembali kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE.
Teruatama di lima destinasi wisata, seperti Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo.
Dewan Pakar Sound of Borobudur sekaligus Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Prof Melani Budianta PhD mengatakan, Candi Borobudur tak hanya sekadar batu atau tempat untuk swafoto.
Namun, katanya, Candi Borobudur adalah sebuah lumbung ilmu pengetahuan dan lumbung budaya, yang bisa digali dari relief-relief Candi Borobudur.
“Dengan masuk di satu dimensi saja sudah begitu banyak pengetahuan dan gerak yang bisa dilakukan, multi dimensi dari segi penggalian musiknya, jejaringnya, ajakannya memanggil orang untuk mengeksplorasi," kata Melani Budianta.
Baca Juga: Perayaan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur Ditiadakan Karena Pandemi
Sebelumnya, dalam seminar 'Borobudur sebagai Pusat Musik Dunia' pada 7 hingga 9 April 2021, Melani Budianta sempat menjelaskan, ada beberapa temuan menarik di relief Candi Borobudur.
Salah satunya yakni temuan 200 jenis alat musik, yang kemudian membuktikan bahwa Borobudur adalah sumber data artefaktual tertua yang terbanyak menggambarkan orkestrasi musik yang beragam.
Selanjutnya, ditemukan pula 44 panel di Candi Borobudur yang menunjukkan aspek-aspek musik.
Pemusik Purwacaraka pun menuturkan, dengan berbagai temuan alat musik di Candi Borobudur harusnya bisa mempertahankan aset tersebut.
“Sekarang waktunya semua sadar, aset-aset ini dapat dipertahankan dan dikembangkan melalui kajian sejarah, antropologi, seni tradisi, sosial budaya hingga tentunya dari aspek pariwisata harus bisa bersinergi," kata Purwacaraka.
"Sudah saatnya juga fakta peradaban ini dikenalkan ke dalam dunia pendidikan sebagai suatu aset bangsa," imbuhnya.
Terakhir, ia juga berharap konferensi internasional tersebut bisa mengubah sudut pandang masyarakat terhadap Candi Borobudur.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV