> >

Pemprov Jateng Bayari Sewa Rumah Istri Pengawal Presiden Soekarno, Keluarga: Terima Kasih Pak Ganjar

Peristiwa | 30 Mei 2021, 23:07 WIB
Elisabeth Koesno bersama keluarga di depan makam Serma R Koesno. (Sumber: Dok. Pemprov Jateng)

“Sempat bilang ke Pak Ganjar kalau ada tempat tinggal di Jawa kita juga mau, kecil-kecilan saja yang penting Oma nyaman. Ternyata malah dibayarin kontrakannya,” ucap Roland.

Roland mengaku terpaksa membagikan kisah neneknya yang kesulitan ekonomi melalui media sosial. Sejumlah tokoh negara pun dia mention termasuk Ganjar Pranowo.

Sebelum mengalami kesulitan ekonomi, Roland mengaku kakeknya dulu mempunyai rumah seluas 2.000 meter di Pondok Gede. Tapi, karena rumah itu bersengketa, akhirnya pihak keluarga mengalah.

“Dulu Opa punya rumah di Pondok Gede, 2.000 meter. Tapi ada sengketa dan kita akhirnya mengalah karena juga butuh uangnya untuk Oma," ujarnya.

Setelah itu, kehidupan keluarga Elisabeth selalu berpindah-pindah kontrakan, bahkan sampai saat ini.

Baca Juga: Bantah Tak Pernah Ada Konflik, Ganjar: Saya Sangat Hormat Sama Mbak Puan

"Nah dari situ kita mulai pindah-pindah kontrakan sampai yang saat ini kita tinggali,” katanya.

Terlebih, adanya pandemi yang tak kunjung usai, membuat ekonomi kleuarga Elisabeth makin terpuruk. Ditambah bantuan yang datang juga tak pernah jelas juntrungannya.

“Pernah jual minyak gula beras itu hanya untuk beli (token) listrik. Banyak yang datang mengaku kasih bantuan, tapi saya cuma diminta tanda tangan cek kosong setelah itu tidak ada bantuan yang datang," ujarnya.

"Tapi ya Alhamdulillah kadang orang-orang itu meninggalkan mi atau sembako atau uang."

Terkait sang kakek, Roland menceritakan menceritakan, kakeknya dipilih oleh Bung Karno lantaran pernah berjuang bersama di sejumlah peperangan masa kemerdekaan. Koesno merupakan anggota pasukan dari Jendral Soedirman.

Baca Juga: Ramai Dukungan Maju Pilpres 2024 Bareng Ganjar, Ini Kata Sandiaga Uno

“Waktu itu namanya Pasukan Pengawal Presiden, belum ada ajudan. Opa saya dipilih karena Bung Karno memang mencari anggota yang sedaerah dan menonjol di perang-perang gerilya,” ujarnya.

Roland mengatakan, mendiang Koesno memang tak banyak dikenal oleh publik tentang keterlibatannya. Namun ada banyak bukti bahwa kakeknya merupakan salah satu pengawal Bung Karno pada masa 1950-1960-an.

“Penembakan Istiqlal, terus beberapa peristiwa penting lainnya. Opa saya ada di situ,” katanya.

Serma R Koesno meninggal tahun 1998 dan meninggalkan seorang istri bernama Elisabeth Koesno yang dinikahinya pada kurun waktu 1950. Elizabeth Koesno keturunan Belanda-Indonesia, Ibunya berasal dari Purworejo.

Baca Juga: Soal Ganjar Tak Diundang di Acara Puan, Pengamat: Permasalahan Internal PDIP di Level Jateng

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU