Menkes Nyatakan Vaksin Sinovac Terbukti Efektif Lindungi Pekerja Kesehatan di Jakarta
Update corona | 12 Mei 2021, 14:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Secercah harapan mulai terlihat di lorong panjang pandemi Covid-19. Vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia menunjukkan hasil menggembirakan di kalangan petugas kesehatan.
Dalam pelacakan selama 28 hari setelah menerima vaksin dosis kedua, sebanyak 25.374 petugas kesehatan di Jakarta terbukti 100% terhindar dari kematian dan 98% terhindar dari rawat inap.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pengamatan ini dilakukan hingga akhir Februari lalu. Menkes juga mengatakan bahwa 94% pekerja kesehatan telah terlindungi dari infeksi. Hasil ini melampaui perkiraan dalam berbagai uji klinis vaksin.
Baca Juga: 6 Juta Vaksin Sinovac dan 482.400 Vaksin Sinopharm Tiba di Jakarta
“Kami melihat penurunan yang sangat, sangat drastis, dalam rawat inap dan kematian di antara pekerja medis,” kata Menkes.
Data yang didapatkan ini menambah bukti yang sebelumnya telah dilaporkan oleh Brasil, bahwa ternyata vaksin Sinovac lebih efektif daripada yang dibuktikan dalam fase pengujian. Hasil fase pengujian tahap III di Brasil menunjukkan bahwa kemanjuran vaksin Sinovac hanya sedikit di atas 50%. Efikasi ini merupakan yang terendah di antara semua vaksin Covid-19 generasi pertama.
Juru bicara Sinovac di Beijing mengatakan, perusahaannya tidak dapat mengomentari studi di Indonesia sampai memperoleh rincian lebih lanjut.
Tetapi contoh di dunia nyata menunjukkan bahwa kemampuan suntikan Sinovac untuk meredam wabah, harus dilakukan dengan memvaksinasi mayoritas penduduk. Hal ini sulit dicapai bagi negara berkembang dengan infrastruktur kesehatan yang buruk dan akses terbatas pada vaksin.
Baca Juga: Indonesia Kembali Terima Dosis Vaksin Tahap ke-10 Asal Sinovac dan Sinopharm
Dalam studi pekerja kesehatan di Indonesia dan studi lainnya di kota Serrana, Brazil, yang berpenduduk 45.000 orang, terlihat penyakit serius dan kematian menurun setelah mereka divaksinasi penuh.
Hal sebaliknya terjadi di Chili dimana wabah kembali muncul setelah negara ini memvaksinasi lebih dari sepertiga penduduknya yang berjumlah 19 juta orang. Vaksinasi di Chili merupakan salah satu yang tercepat di dunia, namun tidak cukup cepat untuk menghambat varian agresif yang telah terlanjur melanda Amerika Latin.
CEO Sinovac Yin Weidong menyatakan kepada Bloomberg, bahwa Sinovac belum tahu apakah vaksinnya dapat menghentikan atau mengurangi penularan virus sejak awal. Namun fakta bahwa vaksin ini dapat mencegah penyakit berkembang menjadi serius hingga menyebabkan kematian, merupakan sebuah fakta yang penting.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV