5 Hari Peniadaan Mudik, Kakorlantas Sebut Volume Kendaraan Menuju Jateng dan Jatim Turun 60 Persen
Sosial | 11 Mei 2021, 14:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono mengungkapkan dalam lima hari pelaksanaan Operasi Ketupat 2021, volume kendaraan yang menuju Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) mengalami penurunan.
Dia menyebut penyekatan kendaraan selama larangan mudik di jalur Jateng dan Jatim ini membuat volume kendaraan menurun sebanyak 60 persen.
"Untuk pantauan hari ini, volume arus kendaraan yang menuju jawa tengah maupun Jawa timur turun hingga 60 persen," kata Istiono dikutip dari NTMC Polri, Selasa (11/5/2021).
Baca Juga: Selama Pelarangan Mudik, 3.688 Kendaraan Diputar Balik Satlantas Polres Sleman
Tidak hanya di Jateng dan Jatim, penurunan volume kendaraan juga terjadi di jalur mudik wilayah Bandung dan Sumatera.
“Kemudian yang menuju arah Bandung turun lebih kurang 70 persen. Kemudian yang mengarah ke Sumatera lebih kurang turun 41 persen,” jelas Istiono.
Jenderal bintang dua ini juga mengaku polisi telah memutarbalikkan 104.000 kendaraan di seluruh titik pos penyekatan mudik.
“Selama 5 hari ini untuk putar arah lebih kurang 104.000 ribu diputar balik. Kemudian situasi selama 5 hari ini dapat terkelola dengan baik dan maksimal berkat kerjasama semua intansi terkait dan dinamika operasi di lapangan. Fluktuasi kita bisa kelola secara sinergis berkesinambungan,” tegas dia.
Baca Juga: Penyekatan di Banten, Polisi Dirikan Pos di 24 Titik dan 987 Kendaraan Diminta Putar Balik
Lebih lanjut Istiono membeberkan arus kendaraan yang masih melintas didominasi oleh kendaraan angkutan barang atau logistik.
Sebagai informasi, Operasi ketupat 2021 dilaksanakan sejak 6-17 Mei 2021 seiring dengan adanya kebijakan peniadaan mudik.
Korlantas juga telah memetakan 381 titik penyekatan untuk menghalau masyarakat untuk melakukan mudik selama libur lebaran tahun ini.
Baca Juga: Hari Kelima Larangan Mudik, 20 Ribu Kendaraan Diputarbalikan dari Pos Penyekatan Tanjung Pura
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV