> >

Kisah Mantan Komandan KRI Nanggala, Sakit karena Puluhan Tahun Hidup di Kapal Selam Berusia Tua

Sosial | 1 Mei 2021, 17:45 WIB
Mantan Komandan Satuan Kapal Selam Koarmabar II TNI AL sekaligus Mantan KRI Nanggala 402 Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa (Kiri) saat masih bertugas, sebelum menderita karena sakit paru-paru. (Sumber: Dok. Mantan Dansatsel TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa)

TASIKMALAYA, KOMPAS.TV - Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa adalah mantan Komandon Satuan Kapal Selam (Satsel) dan KRI Nanggala 402. Ia terbaring sakit setelah bekerja puluhan tahun di kapal selam.

Momoh Fatimah (83), ibu kandung Kolonel Iwa mengatakan, anaknya sangat mencintai pekerjaannya. 

"Iwa sakit karena terlalu lama bertugas berlayar di kapal selam, sudah 26 tahun. Dia begitu mencintai pekerjaannya,” ujar Momoh, Sabtu (1/5/2021), dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Angkatan Laut China akan Bantu Indonesia Evakuasi KRI Nanggala-402

Kolonel Iwa, kata Momoh, mestinya menjadi Komandan KRI Nanggala 402 saat tenggelam. Namun, sakit menghindarkan adik Mantan Kapolda Jabar Irjen Purnawirawan Anton Charliyan itu dari musibah.

Momoh menyebut, Iwa sering memaksakan bertugas sambil menahan sakit. Ia menderita paru-paru karena selalu menghirup bubuk besi di dalam kapal selam.

Saat ini, mantan komandan KRI Nanggala 402 itu hanya bisa terbaring di ranjang dan sulit berbicara.

“Makanya, badannya kurus dan kecil. Iwa sangat paham sekali pekerjaan yang diembannya sebagai ahli kapal selam di Indonesia,” kata Momoh.

Irjen purnawirawan Anton Charliyan mengisahkan, adiknya kerap curhat soal pekerjaannya.

“Saya jujur kadang merinding tiap kali mendengar cerita adik saya dan teman-temannya. Mereka menyebut beruntung kalau mesin mati beberapa menit di laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter ke bawah,” tutur Anton, Jumat (30/4/2021). 

Baca Juga: Hormati 53 Kru Kapal KRI Nanggala-402, Upacara Tabur Bunga Digelar

Ia juga mengaku, Iwa kerap bercerita tentang usia kapal selam di Indonesia yang tua.

“Sementara kondisi kapal selam sekarang cukup tua dan tak bisa apa-apa saat ada masalah. Kondisi kapal selam mereka selalu curhat terkait kondisi kapal sekarang cukup tua dan tak bisa apa-apa saat ada masalah,” ucap Anton.

Meski begitu, Anton mengatakan, adiknya dan para personel TNI Angkatan Laut di kapal selam itu adalah pasukan khusus. Mereka sudah memahami risiko pekerjaan mereka.

Bagaimanapun, Anton tetap merasa ada rasa kecewa dalam hatinya soal nasib adiknya.

"Sedangkan mereka yang bertugas di luar kapal selam meraih sukses kariernya. Bukan apa-apa, ini saya sakit hati sebagai kakak kandung dan merasakan," ujar Anton.

Ia pun berharap pemerintah mau lebih memerhatikan kesejahteraan pasukan khusus kapal selam.

Baca Juga: Bagaimana Kondisi di Kapal Selam Saat Terjadi Blackout?

“Selain adik saya, ternyata sebagian besar rekan-rekannya juga sama, menderita kandungan zat besi saat bernapas di kapal selam selama bertugas. Saya berharap pemerintah lebih memerhatikan kesejahteraan pasukan khusus kapal selam yang selama ini mengabdi, tapi kondisinya memprihatinkan,” katanya.

Seperti diketahui, KRI Nanggala 402 tenggelam di sekitar Laut Bali pada Rabu (21/4/2021) silam.

Kapal selam itu buatan perusahaan Jerman dan saat ini telah berusia 41 tahun. KRI Nanggala sempat mendapat perawatan di Korea Selatan.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU