Kilas Balik Sejarah Mushaf Al-qur'an di Indonesia
Agama | 30 April 2021, 14:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Mushaf Al-Quran yang ada di Indonesia memiliki akar sejarah panjang dari zaman dahulu. Mulai dari Al-quran tulisan tangan yang banyak tersebar di Indonesia dan jumlahnya ribuan, cetakan typografi dan litografi, hingga mushaf cetakan modern.
Peneliti Lajnah Pentashihan Msuhaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama Abdul Hakim mengatakan, seorang ulama Palembang pernah mencetak mushaf Al-quran pada abad ke-19 Masehi, tepatnya pada tahun 1848.
Catatan pada mushaf tersebut menyebutkan bahwa Al-quran tersebut dicetak pada 20 Agustus 1848, jauh sebelum Al-Quran cetakan Singapura, India dan Turki masuk ke Indonesia.
Kata Abdul Hakim, penulis Al-qur’an itu adalah adalah Haji Muhammad Azhari bin Kemas Haji Abdullah di Kampung Tiga Ulu Palembang.
Menurutnya, cetakan Al-qur’an tersebut adalah yang tertua di Asia Tenggara dan mengalami beberapa kali cetak ulang pada tahun 1854, lalu disebarkan ke negeri-negeri muslim Nusantara saat itu.
Baca juga: Kemenag: Nuzulul Qur'an Spirit Meneladani Qur'an dalam Bingkai Berbangsa
Abdul Hakim telah melakukan kajian atas beberapa mushaf Al-Quran cetak abad ke-19 hingga awal abad ke-20 yang ada di Indonesia. Kajian tersebut mendapatkan simpulan bahwa mushaf-mushaf luar negeri datang ke Indonesia setelah adanya Al-quran Palembang.
Al-quran cetak Singapura yang ditemukan di Indonesia dicetak pada tahun 1868. Al-quran Istambul Turki yang beredar di Indonesia dicetak tahun 1881. Adapun Mushaf-mushaf Al-quran India di Indonesia dicetak tahun 1885.
“Pada awal abad ke-20, di Indonesia mulai tumbuh penerbit al-quran, antara lain: Maktabah al-Misriyah Abdullah Afif Cirebon (1933), Matba’ah Islamiyah di Bukittinggi (1933), penerbit Visser & Co (1934), dan TB Ab Sitti Sjamsijah Solo. Keempat penerbit ini yang mewarnai per-mushafan pra-kemerdekaan," demikian ungkap Hakim seperti dikutip dari laman Kemenag.
Al-quran cetakan Afif Cirebon pada tahun 1951 mengalami cetak ulang. Mushaf inilah yang kemudian diacu oleh tim Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran tahun 1974 untuk merancang dan menyusun mushaf Standar Indonesia.
Tanda baca dan tanda wakaf, bahkan rasm mushaf terbitan Afif yang sudah mengakar pada masyarakat diadopsi kembali ke dalam mushaf standar.
Penulis : Baitur Rohman Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV