Digunakan dalam Vaksinasi Gotong Royong, BPOM Sebut Efek Samping Sinopharm Bengkak sampai Diare
Update corona | 30 April 2021, 14:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Sinopharm dengan nomor EUA 2159000143A2.
Kendat begitu, vaksin hasil produksi China tersebut dapat menimbulakan efek samping setelah penyuntikan.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, efek samping yang ditimbulkan vaksin Sinopharm seperti bengkak dan kemerahan, termasuk dalam kategori ringan.
"Efek samping lokal yang paling sering dilaporkan adalah kategori sakit swelling, rasa sakit, bengkak, kemerahan, itu termasuk kategori ringan sangat kecil itupun sekitar 0,01 persen," kata Penny dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (30/4/2021).
Baca Juga: Vaksin Sinopharm Kantongi Izin Darurat dari BPOM untuk Program Vaksinasi Gotong Royong
Namun, kata Penny, efek samping ringan tersebut bisa segera pulih kembali.
Untuk efek samping berat grade 3 yang dilaporkan sangat kecil. Persentase kejadiannya hanya 0,01 persen.
"Jadi jarang, kalau tadi yang ringan dan segera pulih kembali," ujar dia.
Penny juga menyebutkan, bahwa vaksin Sinopharm punya efek samping sistemik, diantaranya; sakit kepala, nyeri otot, diare dan batuk.
Efek samping tersebut juga masih dalam kategori ringan.
"Jadi sangat jarang, jadi dari aspek keamanan adalah baik kategorinya dapat ditoleransi dengan baik," kata Penny.
Baca Juga: Telah Kantongi Izin BPOM, Vaksin Sinopharm Akan Tiba di Tanah Air Hari Ini
Seperti diberitakan, vaksin Sinopharm akan tiba di Indonesia pada siang ini, dan akan digunakan untuk program vaksinasi gotong royong.
Setelah vaksin Sinopharm tiba di Indonesia, pihaknya BPOM akan melakukan pengecekan ulang atau load release selama 2-3 hari.
Ketika proses load release sudah selesai, kata Penny, barulah vaksin siap untuk digunakan dalam program vaksinasi gotong royong.
Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV