> >

Jokowi: Lonjakan Covid-19 di Berbagai Negara Jadi Peringatan untuk Indonsia

Update corona | 30 April 2021, 10:51 WIB
Presiden Jokowi (Sumber: Twitter Presiden Jokowi)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo menyatakan lonjakan Covid-19 di sejumlah negara menjadi pengingat kita semua agar tetap waspada.

"Jangan pernah lengah, sekecil apapun kasus aktif di satu provinsi, kabupaten, atau kota," tulis Jokowi di akun Twitternya, Jumat (30/4/2021).

Menjelang Idul Fitri, mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta para kepala daerah untuk intens menyampaikan kebijakan peniadaan mudik.

Baca Juga: Jeritan Hati Sopir Bus di Tengah Larangan Mudik:  Apakah Esok Hari Anak-anak Kami Dapat Makan?

Kata Jokowi, sebelum ada larangan mudik, masyarakat yang ingin mudik di Indonesia mencapai 89 juta orang, 33 persen dari penduduk.

Setelah mudik dilarang, turun menjadi 11 persen. Angkanya masih 29 juta. Pasca dilakukan sosialisasi larangan mudik, turun menjadi 7 persen.

"Tujuh persen ini masih besar, 18,9 juta orang," kata Jokowi.

Pada kesempatan lain, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menegaskan, jika masyarakat tetap memaksa mudik, penularan Covid-19 di Indonesia bisa seperti 'Tsunami Covid-19' di India.

"Berkaca pada India yang merasa sukses kemudian terjadi pelonggaran. Presiden (Jokowi) menitipkan agar mudik betul-betul dilarang dan diperketat," ujar Ridwan Kamil seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Baca Juga: 2.100 Personil Gabungan Jaga Penyekatan Larangan Mudik Lebaran Di Sumsel

Terkhusus di Jabar, Emil mengatakan sejak instruksi larangan mudik dikeluarkan pemerintah pusat, Jabar sudah menyiapkan strategi penyekatan di sejumlah titik untuk mengantisipasi pergerakan pemudik.

"Jabar sudah menyiapkan rencana pembatasan penyekatan di jalan utama maupun jalan tikus," katanya.

Untukk diketahui, kondisi peningkatan kasusu Covid-19 di India saat ini kian memprihatinkan. Bahkan media menyebutnya dengan istilah ‘tsunami’ Covid-19.

Kasus positif per hari mencapai 300.000 orang, dan meninggal 200.000 orang. Tiap dua jam di India, ada 115 pasien meninggal. Otoritas setempat akhirnya mempertimbangkan jenazah dibakar di jalanan jika krematorium penuh.

Baca Juga: Tsunami Covid-19 di India, Lahan Pemakaman Nyaris Penuh dan Krematorium Kewalahan

Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU