Transfer Pusat ke Daerah Tak Dibelanjakan, Jokowi: Ini yang Mengerem Laju Pertumbuhan Ekonomi
Berita utama | 29 April 2021, 11:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Jokowi memerintahkan seluruh pemerintah daerah segera membelanjakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Pasalnya, Jokowi mencermati yang tinggi hanya belanja pegawai di angka 63 persen sementara belanja modal per Maret baru 5,3 persen.
“Padahal yang namanya perputaran uang di daerah itu sangat menentukan pertumbuhan ekonomi. Jadi transfer dari pusat ke daerah itu tidak dibelanjakan tapi ditaruh di Bank, ini yang menyebabkan mengerem laju pertumbuhan ekonomi, hati-hati,” ujar Jokowi Jokowi dalam Pengarahan kepada Kepala Daerah Seluruh Indonesia, Kamis (28/4/2021).
“Akhir Maret Saya lihat diperbankan daerah Rp182 triliun, tidak semakin turun, semakin naik 11,2 persen. Artinya tidak segera dibelanjakan, bagaimana pertumbuhan ekonomi mau naik kalau uangnya disimpan di Bank,” tambahnya.
Baca Juga: 18,9 Juta Orang Berpotensi Pulang Kampung, Jokowi: Saya Betul-Betul Khawatir Mengenai Mudik
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pada bulan Maret-April 2021 pertumbuhan ekonomi terlihat hampir menuju posisi normal. Presiden Jokowi berharap, capaian tersebut bisa merealisasikan target pertumbuhan ekonomi secara nasional.
“Ekonomi sudah hampir menuju pada posisi normal. Sehingga target kita secara nasional di tahun 2021 ini, target pertumbuhan kita 4,5-5,5 persen itu bisa kita capai dan itu dimulai sangat tergantung sekali pada pertumbuhan ekonomi di Kuartal kedua 2021,” kata Jokowi.
“Artinya apa, April-Mei-Juni ini sangat-sangat menentukan. Kalau kita bisa menekan Covid-nya tanpa membuat goncangan di ekonomi, inilah keberhasilan dan target kita kurang lebih 7% harus tercapai. Kalau itu bisa tercapai, InshaAllah kita pada Kuartal berikutnya akan lebih mudah.”
Baca Juga: Presiden Jokowi: Hati-Hati Libur Panjang Idul Fitri, Tahun Lalu Covid -19 Naik 93 Persen
Presiden Jokowi mengaku optimistis, karena menurutnya saat ini pabrik, industry, manufaktur, sudah bergerak.
“Itu tercermin di dalam yang namanya Purchasing Manager Index yang pada sebelum pandemi itu berada di angka 51 sekarang justru sudah di atas kenormalan sebelum pandemi yaitu udah di angka 53,2,” ujarnya.
“Kemudian konsumsi listrik sudah terjadi pertumbuhan, konsumsi listrik sudah berada di angka naik yang biasa negatif, negatif, negatif ini sudah naik kurang lebih 3,3% baik itu di industri rumah tangga pemerintah semuanya konsumsinya naik ini juga patut kita syukuri,” lanjutnya.
Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 di Sejumlah Daerah Naik, Jokowi Minta Kepala Daerah Tidak Hilang Kewaspadaan
Kemudian, sambung Presiden Jokowi, adanya impor barang modal.
“Supaya kita semuanya juga tahu pentingnya impor, itu penting tetapi harus barang modal bukan barang konsumsi. itu udah meningkat 33,7% yang sebelumnya negatif, sudah tumbuh 33.7%,” katanya.
“Kemudian indeks keyakinan konsumen juga naik, yang sebelumnya 84,9-85,8 ini sudah 93. Ini juga patut kita syukuri. Artinya kita harus optimistis kemudian indeks penjualan retail meningkat mencapai 182,3 di bulan maret artinya ada demand disitu ada permintaan di situ adalah belanja di situ ada konsumsi,” lanjutnya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV