KRI Nanggala 402 Sudah Tak Bersuara Lagi, Tim Pencari Sisir Perairan Bali Pakai Sonar
Peristiwa | 23 April 2021, 14:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Sebanyak 25 kapal gabungan TNI AL dan Kepolisian terus melakukan penyisiran di perairan utara Pulau Bali.
Kapuspen Mabes Mayjen TNI Achmad Riad menjelaskan, saat ini keberadaan KRI Nanggala 402 belum ditemukan.
Penyisiran dilakukan untuk mengantisipasi keberadaan KRI Nanggala 402 yang kemungkinan terbawa arus bawah laut.
Baca Juga: Berpacu dengan Waktu, Evakuasi 53 Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402 Terus Dikebut
Di sisi lain, sejumlah kapal TNI AL juga melakukan penyisiran di daerah KRI Nanggala 402 saat hilang kontak, serta lokasi ditemukannya kemagnetan tinggi di kedalaman 50-100 meter oleh KRI Rimau.
Menurut Achmad, pencarian hanya bisa dilakukan dengan sonar lantaran kapal selam hanya diam dan tidak mengeluarkan suara.
“Secara teknis bisa saja arus bawah laut membawa semuanya ketika dia mengapung bisa terbawa. Karena kebetulan kapal selamnya kan sudah diam, tidak ada suara, sehingga hanya sonar yang bisa menangkap," yjar Achmad saat jumpa pers, Jumat (23/4/2021).
Adapun 25 kapal TNI AL dan Polri yakni 20 kapal perang, satu kapal selam KRI Alugoro 405 serta empat kapal Polri yang dilengkapi dengan Remotely operated underwater vehicle (ROV) atau unit drone dan memiliki kemampuan alat sonar dua dimensi.
Baca Juga: Selain Kapal Penyelamat, Pesawat Poseidon Juga Ikut Bantu Cari KRI Nanggala 402 di Laut Bali
Selain dari dalam negeri, negara tetangga juga mengirimkan bantuan, seperti Singapura telah mengirimkan kapal MV Swift Rescue yang dijadwalkan tiba pada Sore atau malam hari.
Selain itu, ada juga kapal MV Mega Bakti dari Malaysia.
Menurut Achmad, kapal tersebut saat ini sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi hilangnya KRi Nanggala 402 di perairan utara Bali.
Kemudian ada juga HMAS Ballarat dan HMS Sirius yang dikimkan negara Australia serta satu kapal dari negara India.
Baca Juga: Personel Lantamal VI Panjatkan Doa Nabi Yunus Untuk Awak KRI Nanggala-402
Achmad menambahkan selain kapal penelamat, bantuan berupa pesawat militer yaitu pesawat Poseidon juga akan didatangkan.
“Kita harapkan juga pesawat Poseidon juga bisa segera merapat,” ujar Achmad.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV