Pengamat Sebut Kapal Selam KRI Nanggala-402 Aman Sepanjang Balon Emergency Belum Keluar
Peristiwa | 22 April 2021, 10:43 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Pertahanan dan Militer Connie Rahakundini Bakrie memprediksi keberadaan Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang ditumpangi 53 personel dan hilang kontak di Perairan Bali, masih dalam aman. Prediksi itu disampaikan Connie dengan catatan balon emergency dari KRI Nanggala-402 tidak keluar.
“Karena balon emergency itu belum keluar, ketika kapal selam itu tenggelam dan balon emergency keluar itu artinya kapal selam pecah, " kata Connie Rahakundini Bakrie dalam tayangan Sapa Pagi KOMPAS TV, Kamis (22/4/2021).
Karena itu, kata Connie, masih ada harapan.
“Kedua, kita masih ada harapan, sejak tadi malam aja pergerakan kapal selam tersebut terdeteksi walaupun masih sangat lemah ya 2,5 knote,” tambahnya.
Lebih lanjut, Conny menyoroti soal pentingnya melakukan pembatasan pemakaian disamping Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) pada alutsista di Tanah Air. Sebab, sambung Conny, kapal selam KRI Nanggala sudah berumur 44 tahun.
Baca Juga: KRI Nanggala-402 Masih dalam Pencarian, Ini Deretan Kapal Selam yang Hilang dan Berhasil Ditemukan
“Let's talk about MRO seriously, kapal selam ini usianya sudah 44 tahun, layaknya itu cuma sampai 25 tahun, tapi dengan MRO yang baik, oke, kita mungkin masih bisa bertahan,” katanya.
Terkait kapal selam KRI Nanggala yang hilang kontak, Conny menuturkan memang diketemukan masalah pada bulan Maret 2021. Kapal selam tersebut, katanya, bermasalah pada naik dan turunnya.
“Nah sekali lagi saya bilang isu dari MRO ini menjadi penting, Kenapa? Karena di kita ini punya tendensi, pertama, lambat dalam modernisasi alutsista,” tegas Connie.
Baca Juga: KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, Latihan Penembakan Rudal di Laut Bali Dibatalkan
“Dan ketika modernisasi, aduh itu banyak banget yang cerewet gitu loh, satu hal, semuanya dipertanyakan. Padahal kita sudah menempatkan Putra Putri terbaik di alutsista,” lanjutnya.
Hal lain, sambung Connie, jangan pernah berpikiran semuanya beli (alutsista), seolah-olah semakin banyak semakin baik.
“Yang harus kita ingat ketika kita memiliki banyak (Alutsista) kita juga mesti memikirkan MRO-nya,” ujarnya”.
“Jadi menurut saya audit (MRO) juga perlu dilakukan (BPK) dibeberapa hal ya,” lanjutnya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV