Eijkman Dorong Pengembangan Vaksin Nusantara Ikut Protokol Penelitian
Politik | 17 April 2021, 20:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kegaduhan soal vaksin Nusantara gagasan mantan Menkes Terawan Agus Putranto bisa tidak terjadi jika tim melaksanakan protokol penelitian sesuai dengan yang disepakati bersama.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan, ada beberapa temuan terhadap inkonsistensi protokol penelitian dalam pengembangan vaksin Nusantara.
Menurutnya jika tim pengembangan vaksin Nusantara mengacu pada kaidah ilmiah yang sudah disepakati, polemik vaksin gagasan terawan tidak akan terjadi.
Baca Juga: BPOM Ogah Komentari Lagi Vaksin Nusantara: Penilaiaan Kami Sudah Selesai, Belum Bisa ke Fase 2
Semisal memuat tolok ukur yang digunakan bagi asesor terhadap pengembangan vaksin Nusantara.
Ia menillai polemik vaksin yang menggunakan sel dendritik ini karena ada kekeliruan dalam menafsirkan protokol penelitian yang seharusnya jadi satu-satunya acuan dalam penilaian penelitian.
"Mungkin hulunya dari situ. Artinya, ketika kita menyiapkan dokumen awal yang harus dipegang bersama, itu yang harus dijadikan acuan. Kalau kita keliru menafsirkan dan menerapkan dokumen itu, itu yang menjadi permasalahan," ujar saat diskusi virtual, Sabtu (17/4/2021).
Lebih lanjut Amin menjelaskan vaksin Nusantara tidak dapat digunakan secara massal seperti vaksin yang saat ini disuntikkan kepada masyarakat.
Baca Juga: Dukungan Warga Mengalir untuk BPOM dalam Menjalankan Uji Klinis Vaksin Tanpa Tekanan
Hal ini lantaran vaksin menggunakan sel dendritik dari calon orang yang divaksin. Artinya dosis vaksin yang diberikan kepada satu orang, tidak bisa diberikan lagi ke orang lain karena ada perbedaan sel.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV