BPOM Ungkap Uji Klinis Vaksin Nusantara Didominasi Peneliti Asing
Kesehatan | 9 April 2021, 15:08 WIBPenny membeberkan, tim vaksinator terlebih dahulu akan mengambil sampel darah setiap penerima vaksin Nusantara. Sampel darah itu akan ditemukan dengan perlengkapan vaksin dari sel dendritik.
Sel dendritik yang telah mengenal antigen dalam darah akan menjalani inkubasi selama 3-7 hari. Barulah hasilnya akan disuntikkan ke tubuh penerima vaksin. Tim peneliti berharap sel dendritik itu akan memicu imun tubuh membentuk sistem pertahanan terhadap virus Covid-19.
“Artinya harus ada rentetan validasi yang membuktikan bahwa produk tersebut benar-benar steril, tidak terkontaminasi sebelum dimasukkan ke subjek (penerima vaksin). Dan itu tidak dipenuhi,” jelasnya.
Baca Juga: Apa Itu Nasionalisme Vaksin yang Ditolak Presiden Jokowi?
BPOM tidak memberi izin lanjutan uji klinis tahap II untuk proses pengembangan Vaksin Nusantara. Pengembangan vaksin itu pun berhenti sementara.
Nama Vaksin Nusantara mulai ramai mengemuka setelah mantan Menkes Terawan Putranto mempromosikannya. Tim peneliti juga mengklaim antibodi dari vaksin ini dapat bertahan seumur hidup dan aman untuk seluruh anggota masyarakat.
“Saya selaku menkes (saat itu) ikut berperan serta dalam kegiatan anak bangsa yang ingin mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis dendritic cell, yang tentunya karena sifatnya autologous, individual, tentunya adalah sangat, sangat aman,” ujar Terawan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IX, Rabu (10/3/2021) silam.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV