Sejumlah Daerah di Indonesia Punya Peluang Terdampak Siklon Tropis Seperti NTT
Peristiwa | 6 April 2021, 17:29 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Peneliti dari Fakultas Geografi UGM, Emilya Nurjani, mengungkapkan sejumlah daerah di Indonesia berpeluang terdampak siklom tropis seperti yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Level bencana yang terjadi di sejumlah daerah akibat siklon tropis berbeda-beda.
Ia menyebutkan, siklon tropis di perairan selatan Indonesia akan menimbulkan dampak yang lebih besar bagi daerah pesisir selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, ketimbang pesisir timur Sumatera atau pesisir Kalimantan.
Sementara, siklon tropis di utara Indonesia akan menimbulkan hujan yang lebih lebat di sekitar Sulawesi dan Kalimantan, sehingga bencana yang ditimbulkan untuk setiap daerah juga akan berbeda.
“Pengetahuan bencana sebaiknya disosialisasikan di seluruh daerah di Indonesia sesuai dengan potensi bahaya yang ada di daerah masing-masing,” ujarnya, Selasa (6/4/2021).
Baca Juga: BMKG: Siklon Tropis 99S Penyebab Cuaca Ekstrem di Nusa Tenggara Timur
Terkait siklon tropis 99s yang menjadi penyebab cuaca ekstrem di NTT, ia menjelaskan siklon tropis yang terbentuk di sekitar laut Sawu merupakan bentuk formasi dari sistem badai tropis yang besar dan berkembang di atas perairan hangat dekat wilayah ekuator.
Pertumbuhan siklon membutuhkan uap air hangat yang tersedia di wilayah antara 5 sampai 30 derajat di lintang utara dan lintang selatan bumi, serta efek coriolis yang merupakan implikasi dari gerak rotasi bumi pada sumbunya.
“Efek Coriolis ini menyebabkan angin mengalami pembelokan pergerakannya. Makin besar lintangnya, maka makin besar pembelokan angin yang terjadi, sehingga di daerah ekuator atau lintang nol efek ini tidak ada,” ucapnya.
Pertumbuhan siklon dimulai dari gangguan tropis, depresi tropis, badai tropis, dan kemudian menjadi siklon tropis. Siklon ini dinamai saat pertumbuhan mencapai badai tropis.
Dalam kondisi siklon tropis, kecepatan angin mencapai 64 knot atau 74 meter per jam. Dampak yang ditimbulkan berupa hujan yang lebat, angin kencang, serta gelombang laut yang besar atau storm surge.
Meskipun demikian, peluang terbentuk siklon di Indonesia sebenarnya cukup kecil karena suhu permukaan laut wilayah Indonesia cukup rendah dan efek coriolis pun relatif kecil.
Baca Juga: Dampak Siklon Tropis Seroja, 8.424 Warga NTT Mengungsi
Ia tidak menampik pada beberapa tahun terakhir siklon semakin sering terbentuk, terutama pada periode transisi dari musim penghujan ke musim kemarau atau musim kemarau ke musim penghujan. Penyebabnya, perubahan iklim yang meningkatkan suhu permukaan laut.
Di perairan selatan dan utara Indonesia cukup banyak siklon terbentuk.
“Dalam setahun bisa lima sampai delapan siklon dengan kecepatan yang berbeda dan dampak yang berbeda,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, evakuasi karena bencana angin kencang dan storm surge di Indonesia belum umum dilakukan. Namun, dalam rangka mitigasi dan adaptasi, sebaiknya sudah mulai dikenalkan.
Terlebih ada proyeksi peningkatan suhu muka laut yang akan menyebabkan peningkatan peluang terjadinya siklon tropis.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV