> >

Masyumi Reborn: Membangkitkan Kejayaan Masa Lalu, Menggaet Pemilih Muslim Masa Kini

Politik | 4 April 2021, 08:21 WIB
Lambang Partai Masyumi. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Partai Masyumi yang pernah berjaya di era Orde Lama, kini dihidupkan kembali. Diketuai oleh Ahmad Yani, nama saat deklarasi diberi tambahan "reborn" di belakang kata Masyumi yang menunjukkan upaya "terlahir" kembali setelah bubar pada tahun 1960 atas perintah Presiden Soekarno.

Di era Orde Lama, Masyumi adalah partai besar dan menghasilkan nama-nama besar dalam kancah politik Indonesia seperti Mohammad Natsir, Mohammad Roem, Burhanuddin Harahap, Kasman Singodimedjo dan Sjaruddin Prawiranegara.  

Pada pemilu 1955, Masyumi berada di urutan kedua setelah PNI (Partai Nasional Indonesia). Masyumi meraih 20, 9 persen  setara dengan 7,9 juta suara. Mereka menempatkan 49 wakilnya di parlemen.

Baca Juga: Partai Masyumi Dideklarasikan, Mantan Penasihat KPK Jadi Ketua Majelis Syuro

Suara yang mereka peroleh sebagian besar di luar Jawa seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi hingga Maluku.

Di Jawa Masyumi berjaya di Jakarta dan Jawa Barat. Tiga tokohnya yaitu Mohammad Natsir, Burhanuddin Harahap dan Sukiman pernah menduduki kursi Perdana Menteri. 

Setelah dibubarkan pada tahun 1960, upaya menghidupkan partai ini terus diupayakan. Pada pemilu 1999 di awal reformasi, ada dua nama Masyumi ikut berlaga yaitu Partai Masyumi dan Masyumi Baru.

Menurut Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), kedua masyumi itu tidak membuahkan hasil memuaskan. 

 "Tahun 1999 sudah pernah nama "Masyumi" digunakan pada sebuah partai baru dan ikut Pemilu 1999. Begitu juga nama "Masyumi Baru" pernah pula digunakan dan juga ikut dalam Pemilu 1999. Hasilnya tidak begitu menggembirakan," kata Yusril lewat pesan singkat, Senin (9/11/2020) dikutip dari Kompas.com

Semenjak itu, hanya PBB pimpinan Yusril yang bisa dikatakan "kelanjutan" visi dan misi Masyumi.

Yusril memiliki kedekatan personal dengan para tokoh Masyumi seperti Mohammad Natsir dan Anwar Harjono. Namun, nasib PBB pun tidak pernah mujur bila dibandingkan partai berbasis Islam lainnya seperti PKS, PPP, PKB dan PAN. Sejak Pileg 2009, PBB tak pernah punya wakil di parlemen.

Baca Juga: Pemilu 1999 Ada Partai Masyumi Baru, Yusril: Hasilnya Tak Menggembirakan

Hingga pada November 2020 silam, sejumlah tokoh memberanikan diri mendeklarasikan Masyumi Reborn. Deklarasi ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-75 Partai Masyumi. Mereka yang mendeklarasikan antara lain Cholil Ridwan, Abdullah Hehamahua dan Ahmad Yani.

Setelah deklarasi, Sabtu 3 April 2021 kemarin, mereka menyatakan susunan pengurus secara resmi. Tanggal 3 April diambil bertepatan dengan disampaikannya "Mosi Integral" Mohammad Natsir ke parlemen yang menandakan Indonesia kembali menjadi NKRI setelah sebelumnya menganut Republik Indonesia serikat (RIS).

Ketua Umum Masyumi Reborn, Ahmad Yani optimistis partainya bisa menggaet pemilih muslim masa kini. Inisiator KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) itu, berharap kehadiran Masyumi menjadi salah satu wadah politik Islam yang berjuang dengan sungguh~sungguh untuk mewujudkan cita-cita perjuangan politik Islam yang telah diletakkan oleh bapak-bapak bangsa seperti M. Natsir, Syafruddin Prawiranegara, Buya Hamka dan Burhanuddin Harahap.

"Mereka telah melegenda dalam sejarah bangsa ini," kata mantan politukus PPP ini.

Kehadiran Masyumi Reborn, katanya, untuk menggaet suara umat Islam  yang masih bertamasya di partai- partai nasionalis.

Baca Juga: Ahmad Yani: Petinggi KAMI Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo Tak akan Bergabung ke Partai Masyumi

Yani mengakui selama ini, partai-partai Islam kurang beruntung. Bahkan pada Pemilu 2019, partai bernuansa Islam tidak sampai mendapatkan 30 persen suara. Apalagi Masyumi Reborn  sudah terkubur lebih dari 60 tahun silam.  

Meski begitu, Yani tetap semangat dan mengajak partai Islam lain sebagai mitra.  "Saya berpesan kepada seluruh pengurus Masyumi di wilayah dan daerah untuk tidak bermusuhan atau persaingan dengan partai Islam lainnya, melainkan mengajaknya menjadi mitra perjuangan yang sesungguhnya," ujarnya penuh harap.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU