> >

Mengintip Tradisi Unik Jelang Ramadan di Indonesia, Sebuah Ekspresi Gembira dan Bersyukur

Budaya | 30 Maret 2021, 21:37 WIB
Festival meriam karbit 2019 di pesisir sungai Kapuas, Pontianak. (Sumber: Pontianakpost.co.id)

JAKARTA, KOMPAS TV - Tidak lama lagi, bulan Ramadan segera tiba.

Umat muslim di Indonesia memiliki tradisi khusus dalam menyambut atau merayakan Ramadan.

Tradisi ini terus dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa gembira serta syukur karena dipertemukan kembali dengan bulan yang suci.

Di mana pada bulan ini, Allah SWT melimpahkan banyak rahmat dan ampunan sehingga umat muslim bisa kembali meningkatkan ketakwaan diri kepada penciptanya.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut adalah tradisi unik Ramadan di beberapa daerah di Indonesia.

Kalimantan Barat

Merangkum dari Kumparan, masyarakat di Pontianak, Kalimantan Barat memiliki tiga tradisi dalam menyambut atau merayakan bulan Ramadan, salah satunya yaitu bermain meriam karbit.

Tradisi bermain meriam dilakukan beberapa hari sebelum hari raya Idul Fitri tepat di pesisir Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia.

Meriam karbit erat kaitannya dengan sejarah Kota Pontianak.

Dari banyak versi tentang sejarah Kota Pontianak yang beredar, versi yang paling populer di masyarakat adalah kisah pendiri Kota Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Sultan Syarif dikisahkan menembakkan meriam di atas kapalnya untuk mengusir kuntilanak.

Kisah menembakkan meriam itu yang kemudian dijadikan tradisi turun-temurun oleh masyarakat di tepian Sungai Kapuas dalam bentuk permainan meriam karbit.

Aceh

Masyarakat Aceh menyambut bulan Ramadan dengan tradisi Meugang, yaitu kegiatan menyembelih hewan ternak.

Biasanya, kegiatan menyembelih ini dilakukan dua hari menjelang Ramadan.

Setelah disembelih, sebagian daging dibagikan kepada tetangga, kerabat dan yatim piatu.

Tradisi Meugang menjadi sebuah kewajiban bagi masyarakat Aceh.

Karena mereka percaya bahwa kebaikan dan keberkahan yang didapatkan selama 11 bulan lalu patut disyukuri dengan cara menggelar tradisi ini.

Masyarakat Aceh membeli daging untuk dimasak dan berkumpul makan bersama keluarga. (Sumber: Informanaceh.blogspot.com)

Jawa Tengah

Ziarah kubur menjelang Ramadan memang sudah menjadi hal umum.

Di Jawa Tengah, tradisi ini populer dengan nama: Nyadran.

Masyarakat Jawa Tengah melakukan tradisi Nyadran dengan berziarah ke makam leluhur dan membersihkannya.

Setelah membersihkan makam, tradisi ini dilanjutnya dengan membaca Al-Qur'an, zikir, tahlil, doa, sebelum kemudian ditutup dengan bersantap bersama sanak saudara.

Selain itu, di Jawa Tengah ada tradisi kegiatan mandi atau berendam di laut atau sumber-sumber air yang dianggap kramat yang disebut Padusan.

Hal tersebut dipercaya dapat menyucikan diri sebelum masuk bulan Ramadan.

Tradisi Padusan seringnya dilakukan oleh orang-orang di daerah-daerah yang memiliki banyak sumber mata air alami atau yang kerap disebut umbul, seperti Klaten atau Boyolali.

Tradisi menyucikan diri sebelum masuk Ramadan di tanah Jawa (Sumber: suar.id)

Sumatera Barat

Di Sumatera Barat terdapat tradisi Ramadan yang mirip dengan tradisi Padusan yang disebut Balimau

Yakni menyucikan diri dengan mandi di sumber-sumber mata air atau pemandian-pemandian khusus.

Perbedaannya, masyarakat akan mandi menggunkan perasan jeruk limau (sejenis jeruk nipis) sebagai pengganti sabun.

Selain tradisi Balimau, ada juga tradisi Malamang.

Malamang adalah kegiatan membuat lamang atau lemang, yakni makanan sejenis ketupat khas Sumatera Barat yang terbuat dari beras ketan dan dimasukkan ke buluh bambu beralas daun pisang.

Para ibu ketika melakukan tradisi Malamang (Sumber: Beritaminang.com)

Palembang

Masyarakat muslim di Palembang memiliki tradisi Ziarah Kubro.

Jika Nyadran tradisi ziarah ke makam leluhur, Ziarah Kubro merupakan sebuah pawai berjalan beriringan dari satu makam ulama ke makam-makam lainnya dan berakhir di kompleks pemakaman Kesultanan Palembang Darussalam.

Potret kegiatan acara ziarah kubro (Sumber: Airmagz.com)

Riau

Mengutip dari Traveloka, tradisi menyambut bulan Ramadan yang meriah juga bisa ditemukan di provinsi Riau.

Memasuki bulan Ramadan, masyarakat Riau akan menyelenggarakan sejenis pesta rakyat yang meriah dengan puncak berupa perlombaan dayung yang populer dengan nama Pacu Jalur.

Pesona Festival Pacu jalur Teluk Kuantan Riau (Sumber: Radarpekanbaru.com)

Penulis : Baitur Rohman Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU