> >

Mengenal Antisosial atau Ansos, Gangguan Kepribadian Berbahaya yang Salah Dipahami

Kesehatan | 27 Maret 2021, 19:05 WIB
Ilustrasi antisosial yang sering disalahpahami. Antisosial bukan introvert. (Sumber: KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG)

SOLO, KOMPAS.TV - Dalam pergaulan sehari-hari, istilah ansos atau antisosial kerap menjadi bahan obrolan. Pada kesempatan lain, ada pula frasa yang sempat tren “klub antisosial sosial”. Namun, apa arti antisosial?

Banyak orang salah memahami antisosial dan menganggapnya sama dengan tipe kepribadian introvert. Padahal, antisosial adalah gangguan kepribadian yang berbahaya.

Mengutip Psychology Today, gangguan kepribadian Antisosial adalah pola perilaku di mana seseorang terus-menerus mengabaikan dan melanggar hak orang-orang di sekitarnya.

Baca Juga: Memahami Doorway Effect: Efek Lupa Mendadak Usai Melewati Sebuah Pintu

Sama seperti gangguan kepribadian pada umumnya, Antisosial sangat sulit berubah, mendarah daging dan memengaruhi banyak hal dalam diri seseorang. Pola perilaku antisosial dapat mulai terlihat saat remaja atau menjelang dewasa.

Gejala Antisosial berbeda-beda tergantung seberapa parah gangguan kepribadian seseorang. Perilaku pengidap Antisosial yang lebih berbahaya pada umumnya dapat masuk kategori sosiopat atau bahkan psikopat.

Sosiopat biasanya memiliki ciri kurang memiliki kesadaran yang membuatnya cenderung melanggar aturan dan berperilaku buruk pada orang lain.

Sementara, psikopat biasanya tak memiliki empati dan tak berperasaan. Seseorang bisa saja terlihat menarik, tetapi memiliki kecenderungan berbuat kriminal dan menjadi parasit bagi orang lain.

Karena gangguan kepribadian yang mereka alami, pengidap Antisosial bisa terjerat penyalahgunaan obat-obatan terlarang, masuk penjara, dan kecanduan alkohol.

Namun, seseorang benar-benar mengidap Antisosial hanya bila telah mendapat diagnosis dari psikolog atau psikiater setelah berusia 18 tahun. Diagnosis diri (self-diagnosed) atau orang lain yang bukan profesional tak disarankan.

Baca Juga: Tanggapi Mbak You Nikahi Ular, Deddy Corbuzier: Kayaknya Ini Skizofrenia

Antisosial berbeda pula dengan asosial atau bahkan introvert. Kamus Asosiasi Psikolog Amerika (APA) menyebut asosial sebagai penolakan atau ketidakmampuan seseorang berinteraksi dengan orang lain.

Asosial barangkali istilah yang lebih tepat daripada “ansos” untuk menyebut seseorang yang sulit berinteraksi dengan orang lain.

Perilaku asosial ini dapat terlihat pada orang-orang yang kesehatan mentalnya terganggu, seperti pengidap depresi, kecemasan sosial, autisme dan skizofrenia.

Sementara, introvert adalah jenis kepribadian dasar seseorang yang lebih menikmati sendiri. Namun, bukan berarti seorang introvert adalah pemalu atau kesepian. 

Introvert dapat berinteraksi dengan orang lain, tetapi hal itu akan lebih cepat membuat mereka lelah karena energi sosial mereka tersedot. 

Terkait Antisosial, ada beberapa gejala yang dapat dikenali oleh orang lain, antara lain.

Baca Juga: Anne Avantie Ungkap Pengalamannya Saat Depresi akibat Industri Fashion yang Terdampak Pandemi

  • Sering melanggar hak fisik atau emosional orang lain.
  • Lekas marah dan agresif.
  • Kurang memiliki rasa penyesalan.
  • Sering tidak bertanggung jawab.
  • Ceroboh atau bertindak tanpa memikirkan akibatnya.
  • Penuh kebohongan.

Antisosial lebih sering diidap oleh laki-laki. Mengutip Psychology Today, 3% laki-laki mengidap Antisosial, sedangkan perempuan sekitar 1%.

Gangguan kepribadian biasanya disebabkan faktor lingkungan dan genetis. Individu yang memiliki orang tua berciri Antisosial biasanya lebih rentan mengidap gangguan kepribadian ini.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU