Ditemui Pasek, Mahfud MD Kaget Data Penerima Uang Hambalang Tidak Ada Nama Anas Urbaningrum
Berita utama | 26 Maret 2021, 09:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - I Gede Pasek Suardika mengaku pernah menerima undangan Mahfud MD untuk membahas perkara hukum Anas Urbaningrum. Pasek, mantan anggota Partai Demokrat yang kini Sekjen Partai Hanura, itu mengatakan, pertemuan tersebut merupakam tindak lanjut pasca-berdebat di twitter dengan Mahfud MD.
“Ketika kita tweetwar di Twitter akhirnya beliau ngundang saya. Saya hadirkan bersama Yulianis melihat data itu di kantornya Pak Mahfud, waktu itu beliau belum Menko Polhukam,” ungkap Pasek di Youtube Akbar Faizal Uncensored berjudul "Testimoni Saksi Peristiwa Kriminalisasi Hukum dan Politik SBY terhadap Anas!!"
“Beliau liat sendiri itu semua, kaget dia dilihat siapa-siapa yang terima uang. Nggak ada Anas Urbaningrum di situ, itu dokumen yang ada di KPK itu,” tambah Pasek.
Baca Juga: SBY dan Oknum KPK Disebut Mendesain Anas Urbaningrum Jadi Tersangka
Pasek lebih lanjut bercerita, framing yang dinarasikan terhadap Anas Urbaningrum saat kasus bergulir sangat jauh dari fakta hukum. Satu di antaranya adalah perihal mobil Harrier yang dimiliki Anas Urbaningrum dan dinilai sebagai gratifikasi. Padahal, kata Pasek, Anas memiliki mobil itu sebelum menjadi Anggota DPR.
“Fakta persidangan, fakta-fakta yang ada saksi-saksi yang ada sumbernya dari PT Panahatan, yang PT itu nggak ada kaitan dengan Adhikarya ataupun urusan proyek Hambalang, nggak ada,” ungkap Pasek.
“Tetapi cerita yang benar adalah Mas Anas dapat duit dari SBY setelah terpilih, dikasih hadiah ya sama Pak SBY setelah terpilih menjadi juru kampanye terbaik,” tambah Pasek.
Baca Juga: Max Sopacua: Ada yang Belum Tersentuh Hukum di Kasus Korupsi Hambalang
Uang tersebut, sambung Pasek, kemudian diberikan Anas kepada Nazaruddin. Anas, meminta tolong Nazaruddin untuk membelikan mobil dengan uang yang diberikan SBY. Kekurangan dari pembelian mobil, sambung Pasek, dicicil oleh Anas setiap bulan.
“Uang yang dikasih oleh SBY pada Anas ini sebagian besar, uangnya dikasih Nazar untuk DP, sisanya itu Nazar dulu nalangin, pakailah perusahaan PT Panahatan itu,” ujar Pasek.
Tetapi, lanjut Pasek, karena mobil Harrier itu menjadi keributan akhirnya dijual dan hasil penjualan itu uangnya dikembalikan ke Nazaruddin.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV