> >

Resmikan SPAM Umbulan, Ini Pesan Penting Presiden Jokowi di Proyek Rp 2,56 Triliun

Berita utama | 22 Maret 2021, 14:25 WIB
Presiden Jokowi saat meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum Umbulan yang berlokasi di Desa Sidepan Winongan, Kecamatan Winongan, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (22/3/2021) (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo menginginkan proyek Sistem Penyediaan Air Minum Umbulan senilai Rp 2,56 triliun betul-betul bisa dirasakan oleh masyarakat Jawa Timur. Untuk itu, Presiden Jokowi menginginkan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan yang pengerjaannya baru 20 persen, harus jelas siapa yang bertanggung jawab.

“Tadi Saya tanyakan di lapangan yang baru berjalan itu 900, artinya masih 80 persen yang harus segera diselesaikan dari pipa utama sampai masuk ke pipa di rumah tangga. Ini pekerjaan besarnya ada di situ,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum Umbulan yang berlokasi di Desa Sidepan Winongan, Kecamatan Winongan, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (22/3/2021).

Baca Juga: Presiden Jokowi Perintahkan Menkes Segera Distribusikan Vaksin AstraZeneca

“Sebab itu tadi saya minta  Bupati, Wali Kota yang daerahnya akan teraliri oleh air ini agar dengan Gubernur, Menteri PUPR juga manajemen PT Meta duduk bersama, ini bukan persoalan gampang. Siapa mengerjakan apa, siapa tanggung jawab dimana,” tambah Jokowi.

Presiden Jokowi menegaskan tidak ingin proyek dengan nilai anggaran besar tidak bermanfaat bagi masyarakat.

“Jangan sampai proyek besarnya jadi, pipa utamanya selesai, tapi untuk masuk ke rumah tangga ini terkendala tanggung jawab yang tidak jelas. Apakah PDAM kota kabupaten ataukah PDAM di tingkat provinsi atau menteri PUPR,” ujar Presiden Jokowi.

“Tolong diselesaikan, Saya minta minggu ini, sudah ada rapat dan bisa diselesaikan yang tanggung jawab siapa,” tegas Jokowi.

Baca Juga: Temui MUI dan Sejumlah Kyai di Jatim, Jokowi: Jatim Siap Diberi Vaksin AstraZeneca

Jokowi kemudian bercerita soal adanya waduk besar yang pemanfaatnya tidak sampai ke masyarakat akibat tidak jelas tanggungjawabnya berada di tangan siapa.

“Karena ini kalau nggak diselesaikan di lapangan praktik yang saya alami saya lihat, ada waduk gede banget, irigasi primernya sudah disiapkan tapi untuk yang sekunder, dan tersier tidak ada, terus airnya sampai ke sawah lewat mana,” tuturnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU