> >

BPOM Resmi Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin AstraZeneca Sesuai Standar WHO

Update corona | 19 Maret 2021, 19:25 WIB
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford (Sumber: AP Photo)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Di tengah masih terjadinya perdebatan terhadap penggunaan vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 yang menyebabkan sejumlah negara menunda penggunaannya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya mengeluarkan izin penggunaan darurat terhadap vaksin asal Inggris tersebut.

Praktis, dengan adanya emergency use authorization (EAU) itu maka vaksin AstraZeneca dapat digunakan di Indonesia.

"Berdasarkan evaluasi terhadap data khasiat keamanan dan mutu vaksin maka Badan POM telah menerbitkan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau EUA pada tanggal 22 Februari 2021," ujar Juru Bicara Vaksin Covid-19 BPOM Lucia Rizka Andalusia dalam konferensi pers, Jumat (19/3/2021).

Baca Juga: MUI Soal Vaksin Astrazeneca: Belum Difatwakan tapi Boleh Digunakan

Tak hanya itu, Lucia menjelaskan izin penggunaan vaksin tersebut juga sudah sesuai dengan standar minimimal yang dikeluarkan badan kesehatan dunia atau WHO.

"Hasil ini sudah sesuai dengan persyaratan efikasi untuk penerimaan EUA yang ditetapkan oleh WHO yaitu minimal 50 persen," ucap Lucia.

Menurut Lucia, BPOM telah melakukan proses evaluasi untuk keamanan khasiat dan mutu dari vaksin AstraZeneca.

Proses evaluasi dilakukan bersama tim ahli dari Komite Nasional Penilai Obat, The National Immunization Technical Advisory Group (NITAG), dan beberapa ahli terkait lainnya.

Hasil evaluasi khasiat keamanan berdasarkan data hasil uji klinik yang disampaikan secara keseluruhan, menyatakan bahwa pemberian vaksin AstraZeneca akan dilakukan dua dosis.

Baca Juga: Ada Gosip Indonesia Dipaksa Mundur di All England Karena Vaksin Astrazeneca, Kemenkes: Itu Hoaks!

Interval yang digunakan adalah 8 sampai 12 minggu pada total 23.745 subjek aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

"Kejadian efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik umumnya ringan dan sedang atau clean 1 dan 2 dan yang paling sering dilaporkan yaitu reaksi lokal seperti nyeri pada saat ditekan, panas, kemerahan dan gatal dan pembengkakan serta reaksi sistemik seperti kelelahan, sakit kepala, panas meriang dan nyeri sendi," ujar dia.

Penulis : Gading Persada Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU