> >

Diawali Melasti dan Diakhiri Ngembak Geni, Ini Rangkaian Ritual Nyepi di Bali

Agama | 14 Maret 2021, 07:05 WIB
Upacara penyucian menjelang Nyepi, melasti, tetap dilaksanakan meski dibatasi. (Sumber: Getty Images via Kompas.com)

2. Tawur kesanga

Upacara Tawur Kesanga disebut juga dengan pangrupukan atau tawur agung. Ritual ini diselenggarakan sehari sebelum ritual Nyepi tepatnya saat tilem sasih kasanga (bulan mati yang kesembilan).

Saat itu dilakukanlah upacara Bhuta Yadnya. Ritus ini ialah memberikan persembahan (mecaru) pada Bhuta Kala di alam bawah atau bhur loka.

Tujuan upacara ini ialah menjaga keseimbangan alam semesta (bhuana agung) maupun diri manusia (bhuana alit) dari gangguan Bhuta Kala.

Pada momen ini dilakukan ritual pangrupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan memukul kentongan hingga gaduh.

Baca Juga: Umat Hindu di Indonesia Sembahyang Melasti Jelang Hari Raya Nyepi

Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar.

Saat ritual ini, ada ogoh-ogoh yang menjadi bagian dari kekayaan tradisi lokal Bali. Ogoh-ogoh biasanya berwujud seperti raksasa. Mata melotot dan mulut menganga.

Secara simbolis, ogoh-ogoh ialah manifestasi dari anasir Bhuta Kala dan bhur loka, diarak berkeliling dari satu banjar ke banjar yang lain hingga menjelang matahari terbit.

Setelah diarak, ogoh-ogoh itu dibakar, sebagai simbol Butha Kala sebagai manifestasi dari anasir kegelapan telah dikembalikan di tempat mereka masing-masing.

Dan menjelang matahari terbit di ufuk timur, yaitu pada pinanggal apisan Sasih Kadasa (tanggal satu bulan kesepuluh Kalender Hindu-Bali), tibalah puncak Hari Raya Nyepi sesungguhnya.

Baca Juga: Upacara Melasti Sambut Hari Raya Nyepi di Tengah Pandemi

3. Nyepi, catur brata penyepian

Saat Nyepi, masyarakat Hindu-Bali merayakannya dengan bentuk catur bratha penyepian.

Dengan ritual Nyepi, masyarakat Bali belajar perihal mengendalikan diri secara total yang dilaksanakan selama 24 jam. Yakni mulai pukul 05.00 sampai pukul 05.00 besok pagi harinya.

Ritus ini terdiri dari amati geni yang bermakna tiada api atau penerangan lampu. Artinya berarti manusia tidak boleh mengobarkan api hawa nafsu.

Amati karya yang berarti tidak bekerja atau alias berdiam diri dalam arti sesungguhnya dan tekun mensucikan batin. Amati lelungan yang berarti tidak bepergian juga bermakna pikiran tidak mengkhayal ke mana-mana.

Dan amati lelangua yang berarti dilakukan tidak sekadar untuk rekreasi atau menghibur diri. Bagi mereka yang mampu melaksanakan catur bratha penyepian secara utuh, biasanya disertai dengan upawasa (puasa), mona (tidak berbicara) dan jagra (tidak tidur).

Baca Juga: Jelang Nyepi, Layanan ATM hingga Bandara di Bali Ditutup

4. Ngembak Geni

Tahapan terakhir adalah ngembak geni yang dirayakan pada pinanggal ping kalih Sasih Kadasa, yaitu hari kedua bulan kesepuluh kalender Bali-Hindu.

Momen ini mengandung makna berakhirnya catur brata penyepian. Mirip momen Idul Fitri bagi umat Muslim di Indonesia.

Pada hari ngembak geni ini masyarakat Hindu akan saling mengunjungi keluarga, kerabat, teman dekat, teman profesi, dan lainnya, untuk saling memaafkan atas segala kesalahan yang telah terjadi sebelumnya.

Seperti juga diberitkan Kompas.com, Hari Raya Nyepi ialah momen “Tapa-Yadnya”. Sebuah momen refleksi, kontemplasi, asketisme, dan meditasi walaupun untuk merayakan momen perayaan pergantian tahun.

Di Bali-Indonesia pergantian Tahun Baru Saka adalah sebuah momen sakral. Hari Hening. Bukan hura-hura, pesta, dan aktivitas sejenis itu lainnya.

Baca Juga: Jaringan Internet Tetap Hidup Saat Nyepi

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU