> >

Potensi Banjir Sampai 20 Februari 2021, Berikut Sejarah Banjir Besar Jakarta

Sosial | 19 Februari 2021, 13:06 WIB
Titik Banjir di Kampung Baru I RW 05, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Jumat (19/2/2021). Pos Pantau Sunter Hulu mencapai status awas atau Siaga 1. (Sumber: Radio Sonora/Dorothea Agatha)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengingatkan masyarakat agar waspada menyusul prediksi Lapan bahwa banjir berpotensi melanda pada 19-20 Februari 2021. Meski telah melewati puncak musim hujan, masyarakat mesti bersiap akan kemungkinan banjir besar seperti tahun 2020.

Banjir merendam beberapa titik di Jakarta pada Jumat (19/2/2021). Sementara, hujan masih berpotensi mengguyur Jakarta.

Baca Juga: Siaga 1 di Pos Pantau Sunter Hulu, 23 Kelurahan Jakarta Terancam Banjir

“Hujan di Jakarta bahkan masih akan terjadi hingga pukul 04.00 WIB pada 20 Februari 2021. Hujan ekstrem dini hari ini sangat erat dipengaruhi oleh penguatan cens dan angin utara di Laut Jawa yang bersifat sangat lembab,” tulis tim Treak Lapan.

Seperti kata Presiden Soekarno, masyarakat “jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Peringatan Lapan itu membuat warga mesti waspada pada kemungkinan banjir bandang, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.

Berikut catatan 6 banjir besar yang pernah melanda Jakarta.

1. Banjir Besar 2020

Hujan lebat terus-menerus membuat permukaan air naik di pintu Bendung Katulampa pada awal tahun 2020. Status normal atau Siaga 4 naik dalam hitungan jam menjadi status siaga atau Siaga 2.

Banjir besar pun melanda 158 kelurahan di DKI Jakarta. BPBD DKI Jakarta saat itu mencatat, 31.232 orang terpaksa mengungsi karena banjir. Sementara, empat orang meninggal karena hipotermia atau sengatan listrik.

Banjir juga melanda wilayah sekitar Jakarta. Banjir di wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, Bogor ini membuat setidaknya 150 ribu warga mesti mengungsi.

Ini adalah peristiwa banjir bandang terbesar sejak 1866.

Ruas-ruas jalan terendam banjir setinggi 30 cm hingga 1 meter lebih, bahkan jalan protokol. Banyak jadwal keberangkatan transjakarta, KRL dan penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma juga sempat dibatalkan.

2. Banjir Januari-Februari 2013

Banjir bandang ini memaksa 33.500 orang mengungsi. Banjir juga menewaskan 20 orang.

Total kerugian dari peristiwa banjir 2013 adalah Rp 20 triliun.

BMKG menilai bahwa peningkatan frekuensi dan intensitas hujan ekstrem yang terjadi saat ini adalah salah satu dampak dari perubahan iklim global.

Baca Juga: Banjir Saat Pandemi Covid-19, Berikut Penyakit-Penyakit Menular yang Mesti Diwaspadai

 

3. Banjir Awal Februari 2007

Pada 1 sampai 2 Februari, hujan lebat mengguyur wilayah Jakarta. BMKG mencatat, curah hujan mencapai 340 mm/hari.

Hal itu menyebabkan banjir merendam sekitar 70 persen wilayah Jakarta. Sekitar 320.000 orang terpaksa mengungsi. Sementara, 80 orang tewas karena banjir.

Sebanyak 1.674 jiwa terserang demam berdarah dengue (DBD), 9 di antaranya meninggal dunia.

Leptospirosis pun ikut menjangkiti para pengungsi. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospita interrogans ini disebarkan melalui urine hewan, seperti anjing dan tikus.

Hingga akhir Februari 2007, sebanyak 41 pengungsi diketahui menderita penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit kencing tikus tersebut.

Banjir ini menyebabkan total kerugian mencapai Rp 4,3 triliun.

4. Banjir Februari 1996

Hujan tiga hari berturut-turut mengguyur ibu kota pada 9 sampai 11 Februari 1966. Hal ini menyebabkan banjir yang memaksa 30.000 warga Jakarta mengungsi.

Tinggi banjir bahkan mencapai 7 meter di wilayah tertentu. Bencana ini menewaskan 20 orang.

Baca Juga: Waspada! LAPAN Prediksi Banjir Besar di Jadetabek pada 19-20 Februari, Ini Penjelasannya

5. Banjir Januari-Februari 1918

Kala itu, hujan mengguyur Jakarta selama 22 hari terus-menerus tanpa henti.

Hal ini mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang banjir, yang ketinggiannya mencapai 1,5 meter.

6. Banjir Pertengahan Januari 1979

Banjir merendam ibu kota selama 19 dan 20 Januari 1979. Banjir menggenangi wilayah pemukiman di Jakarta seluas 1.100 hektar

Sedikitnya 714.861 orang terpaksa mengungsi.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU