> >

Investigasi Sriwijaya Air SJ182 Belum Selesai, KNKT Masih Cari CVR yang Diduga Tertimbun Lumpur

Update | 10 Februari 2021, 18:53 WIB
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan awal penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan registrasi PK-CLC pada 9 Januari 2021 lalu. (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam jumpa pers, Rabu (10/2/2021), menduga Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang belum ditemukan tertimbun lumpur di dasar laut.

Nurcahyo mengungkapkan, pihaknya telah menandai posisi koordinat yang disinyalir menjadi lokasi CVR pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Baca Juga: KNKT Pastikan Kecelakaan Sriwiaya Air SJ-182 Bukan karena Menabrak Awan yang Berpotensi Guncangan

"Posisi koordinat CVR sudah kami tengarai, mengacu pada ditemukannya FDR juga elektronik modul atau casing dari CVR dan FDR," ungkap Nurcahyo.

Untuk memudahkan pencarian CVR, KNKT telah menggunakan alat peniup lumpur.

"Kemarin sudah kita tiup pagi, saat sorenya sudah kembali tertimbun lumpur sungai."

"Mudah-mudahan di waktu tidak terlalu lama bisa kita temukan," ungkapnya.

Diketahui CVR berisikan rekaman percakapan antara pilot dan kopilot di dalam kokpit pesawat.

Untuk itu, KNKT masih akan melakukan investigasi sembari melakukan pencarian CVR.

Baca Juga: Maskapai Serahkan Santunan untuk Ahli Waris Korban Sriwijaya Air SJ-182

"Investigasi belum selesai, CSMU (crash-survivable memory unit) dari CVR belum diketemukan."

"KNKT masih melakukan upaya pencarian dengan berbasis di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu," ungkap Nur Cahyo.

Adapun proses pencarian CVR dibantu Basarnas dan penyelam yang berbasis di Pulau Lancang.

Sebelumnya, berdasarkan hasil investigasi awal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, mesin sebelah kiri tidak mengalami gangguan.

"Yang kami lihat mesin sebelah kiri berperilaku normal sesuai dengan pergerakan throttle, jadi kalau throttle-nya mundur pergerakan mesin jadi berkurang."

"Itu adalah sesuatu yang normal dan itulah yang kita lihat," imbuhnya.

Baca Juga: Sempat Diduga Jadi Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182, Apa Itu Autothrottle?

Lebih lanjut, Nurcahyo mengatakan, jika pesawat mengalami mesin mati di satu bagian, bukanlah sebuah masalah.

Lantaran, pesawat masih bisa terbang meskipun satu mesin mati.

Ia pun menyebutkan pihaknya masih mencari jawaban soal mengapa pesawat bisa roll (perputaran pesawat) dan pitch down (menurunkan nose pesawat) jika benar hanya ada kerusakan pada autothrottle.

"Harusnya, logikanya, pesawat mesin mati satu itu enggak apa-apa. Mesin mati satu pun (pesawat) masih bisa terbang."

"Lalu kenapa kalau autothrottle-nya saja pesawatnya bisa roll dan pitch down? Kembali ini kita juga mencari jawabannya," tuturnya.

Penulis : Rizky-L-Pratama

Sumber : Kompas TV


TERBARU